Berita Buleleng

1.060 Titik Lampu PJU di Buleleng Mati, Diduga Korsleting Akibat Kena Air Hujan

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi Perbaikan lampu penerangan jalan umum

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Hujan deras  yang terjadi di Buleleng sejak beberapa hari belakangan ini menyebabkan 1.060 titik lampu penerangan jalan umum (PJU) di Buleleng mati, akibat korsleting.

Dari ribuan titik itu, Dinas Perhubungan Buleleng baru dapat memperbaikinya di 506 titik.

Kepala Dinas Perhubungan Buleleng, Gede Sandhiyasa dikonfirmasi Rabu (17/11/2021) mengatakan, total PJU yang terpasang di Buleleng sebanyak 15.686 titik.

Dari jumlah itu,  sebanyak 1.060 titik sempat mengalami kerusakan karena termakan usia, serta korsleting akibat terkena air hujan.

Baca juga: UPDATE Kasus Pembunuhan Pedagang di Buleleng, Gede Budiadnyana Dituntut 13 Tahun Penjara

Pihaknya pun, diakui mantan Kepala Dinas Sosial Buleleng ini, baru dapat  memperbaiki setengah PJU yang mati, atau sebanyak 506 titik.

Sementara sisanya di 554 titik, hingga saat ini masih dibiarkan padam, karena keterbatasan anggaran yang dimiliki.

Namun demikian, Sandhiyasa menyebut dalam waktu dekat Pemkab Buleleng akan mendapatkan hibah sebanyak 1.000 unit lampu penerang jalan umum tenaga surya (PJUTS) dari Lembaga Pengelola Proyek Badan Kongres Internasional Forum Budaya dan Warisan Dunia.

1.000 PJUTS itu rencananya akan dipasang di 36 desa yang tersebar di Kecamatan Gerokgak, Busungbiu, Seririt, Banjar, dan Sukasada.

"Dengan adanya hibah ini, mudah-mudahan bisa membantu Pemkab Buleleng untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat  saat malam hari.

1.000 PJUTS ini akan dipasang di 36 desa yang memiliki sinar matahari cukup karena menggunakan tenaga surya. Selain itu 36 desa ini memang masih minim PJU," jelasnya.

PJUTS kata Sandhiyasa bukan kali pertama dipasang di Buleleng.

PJUTS juga sudah terpasang di sebagian jalan di Kecamatan Tejakula dan Sukasada.

Namun PJUTS itu merupakan aset milik Balai Pengelola Transportasi Darat.

"Kalau yang 1.000 unit yang nantinya akan diberikan oleh Pemkab ini, pemeliharannya selama tiga tahun nanti masih ditanggung oleh pihak Lembaga Pengelola Proyek Badan Kongres Internasional Forum Budaya dan Warisan Dunia. Setelah tiga tahun, baru pemeliharaanya ke Pemkab Buleleng," jelasnya.

Baca juga: Dengan Kursi Roda Nenek Maimunah Kini Bisa Nikmati Udara Segar Buleleng, Warga: Terima Kasih TNI

Dengan adanya bantuan PJUTS ini, Sandhiyasa menyebut Pemkab akan mendapatkan keringanan karena tidak perlu membayar tagihan listrik ke PLN.

"Kalau PJU biasa kan kami harus bayar tagihan listriknya ke PLN. Kalau PJUTS ini tidak perlu lagi, karena memanfaatkan sinar matahari," tutupnya. (*)

Artikel lainnya di Berita Buleleng

Berita Terkini