Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

TERKINI KASUS SUBANG: Ada Saksi Mengarang, Polisi Diharapkan Ungkap Detik-detik Pembunuhan

Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar, Kombes Pol Yani Sudarto menunjukkan sketsa terduga pelaku pembunuhan ibu dan anak di Kabupaten Subang.

TRIBUN-BALI.COM, SUBANG – Kasus pembunuhan Ibu dan Anak di Subang hingga kini belum menemukan titik terang.

Hal tersebut membuat kasus yang menewaskan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (24) ini belum berhasil diungkap oleh pihak kepolisian.

Meskipun wajah sketsa pelaku terduga pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang telah dirilis oleh Polda Jabar, namun tidak membantu kasus ini terpecahkan dengan cepat.

Update terbaru dari pemberitaan Kasus Subang ini adalah Kriminolog Universitas Indonesia, Prof Adrianus Meliala pun menyoroti kasus yang hampir berjalan lima bulan tersebut.

Dilansir Tribun-Bali.com dari Surya.co.id pada Kamis, 6 Januari 2022, dalam artikel berjudul TERBARU KASUS SUBANG, Saksi Bisa Mengarang Cerita saat Diperiksa Berulang-ulang, Sketsa Belum Kuat, menurutnya, kelemahan pertama dalam proses penyelidikan terjadi dalam pemeriksaan forensik oleh dokter yang menurutnya kurang tepat.

Seperti diketahui, autopsi jasad Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu dilakukan lebih dari sekali.

Kepolisian sampai menerjunkan ahli forensik Mabes Polri Dr dr Sumy Hastry Purwanti untuk melakukan autopsi ulang di makam Tuti dan Amel, karena hasil autopsi pertama kurang maksimal.

Selain kelemahan forensik, menurut Adrianus, polisi saat melakukan olah TKP dinilainya jorok.  

"Pada yang kedua ini, common situation atau sering terjadi,  apalagi di satuan-satuan wilayah bukan perkotaan, dimana jarang mengalami kasus besar, dimana tidak terlatih anggotanya," jelas Adrianus dikutip dari tayangan AIMAN di channel Kompas TV, Senin, 4 Januari 2022.

Selain itu, dalam kasus ini seolah-olah semua orang ingin berkontribusi, berbuat baik,  tapi malah mengacaukan dan merusak TKP, sehingga ada jejak-jejak kaki.

Baca juga: TERBARU KASUS SUBANG: Disinyalir Ada Saksi yang Karang Skenario, Kasus Belum Tentu Terungkap

"Ada hal-hal yang seharusnya diperhatikan malah tidak diperhatikan," katanya.

Menurut Adrianus, polisi juga seringkali diganggu dengan hal-hal yang makin memperlambat kerjanya.

 Polisi juga tidak bisa meng-establish apa yang di TKP adalah perawan, sehingga dibantah dan sebagainya.

"Ini ujung-ujungnya mengurangi kepercayaan kepada kepolisian," katanya.

Banyaknya Hal Janggal Dalam Kasus Subang

Disinggungang banyaknya kejanggalan yang ditemukan di TKP, menurut Adrianus, opini tentang kejanggalan itu muncul karena polisi tidak bisa menegakkan fakta-fakta yang kuat.  

"Mestinya sejauh ini sudah ada penggambaran tentang apa yang terjadi pada detik-detik pembunuhan, itu bisa menjelaskan mengapa terjadi kejanggalan," katanya.

Dia misalkan jika pembunuhan itu dadakan atau tanpa direncanakan, tentu ada perilaku-perilaku yang dianggap aneh.Ini berbeda jika pembunuhan itu sudah direncanakan. Sayangnya, hingga kini polisi belum bisa meng-establish apa yang terjadi saat itu, apakah direncanakan atau tidak.

"Kedua, apakah korban dibunuh saat tidur atau masih komunikasi. Itu tidak pernah dinyatakan," katanya.

Karena polisi tidak pernah menegakkan fakta terkait ini, sehingga banyak yang berpendapat ada keanehan.

Baca juga: TERKINI KASUS SUBANG: Sketsa Wajah Pelaku Dinilai Butuhkah Fakta Ini, Polisi Tak Gubris Soal Ini

"Padahal dalam konteks kejahatan itu, kejahatan tidak pernah sempurna dan kejahatan tidak pernah mengikuti logika," ujarnya.

Ada Dugaan Saksi Mengarang Cerita

Masih dilansir Tribun-Bali.com dari Surya.co.id, Adrianus menututurkan bila ada kemungkinan saksi kasus ini mengarang cerita.

Hal ini bisa dimungkinkan ketika saksi diperiksa berkali-kali, namun pertanyaannya tidak direncanakan matang, 

"Orang yang kita duga pelaku, berkali-kali diperiksa tanpa ada perencanaan apa yang mau ditanyakan, maka dia tidak akan menjawab berbasis apa yang diketahui, tapi dia sudah make up story, dia mengarang cerita," katanya.

Jika polisi ini akan terus memeriksa saksi berulang kali, menurut Adrianus polisi justru tidak akan menemukan fakta baru, melainkan opini-opini baru.

"Kalau orang-orang ini orang-orang kunci, maka dia akan mengarang skenario yang membuat jauh dari nya," katanya.

Drama Kasus Subang

Kuasa hukum Yoris dan Yosef mengatakan bila sketsa yang telah dirilis Polda Jabar mengacu pada Muhammad Ramdanu alias Danu.

Baca juga: TERKINI KASUS SUBANG: Danu Ketakutan Lihat Sketsa Wajah, Pengacara Siapkan Senjata Rahasia

"Saya berpendapat bahwa sketsa wajah terduga pelaku yang dirilis Polda Jabar ada saksi yang cocok dari saksi yang diperiksa berlarut-larut serta yang memberikan keterangan yang berubah-ubah," ucap Rohman kepada TribunJabar.id belum lama ini.

Atas pernyataan tersebut pun membuat Danu merasa tersudutkan.

"Jadi begini, saya berpendapat berdasarkan fakta-fakta yang ada kemudian saksi-saksi yang berada disekitar saya melihat identifikasi sketsa itu yang disampaikan oleh Polda saya meyakini itu sudah berhubungan dengan saksi-saksi," katanya.

Dilansir Tribun-Bali.com dari Surya.co.id pada Senin, 3 Januari 2021 dalam artikel berjudul 'DEMI ALLAH', Sumpah Danu setelah Disudutkan Pengacara Yosef dan Yoris, Berikut Update Kasus Subang, pernyataan Rohman ini langsung terarah ke Danu, mengingat selama ini Danu lah yang paling sering diperiksa dalam kasus ini. 

(*)

Berita Terkini