Berita Buleleng

Yeh Buleleng di Deadline untuk Perbaiki Kondisi Keuangan Tahun Ini

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani
Editor: Karsiani Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Utama PDAM Buleleng, Made Lestariana

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - PT Tirta Mumbul Jaya Abadi (Yeh Buleleng) hingga saat ini terus berupaya menggali dana untuk membayar utang gaji 80 karyawannya, dengan total mencapai Rp 1.2 Miliar.

Upaya dilakukan dengan menjual berbagai asetnya, serta meningkatkan produksi air minum kemasan.

Pemegang saham mayoritas dalam hal ini PDAM Buleleng bahkan memberikan deadline kepada Yeh Buleleng intuk memperbaiki kondisi keuangannya tahun ini. 

Baca juga: Bupati Ogah Intervensi Masalah, Pemotongan Gaji 80 Karyawan Yeh Buleleng

Baca juga: Bupati Agus Suradnyana Minta Masalah Gaji Karyawan Yeh Buleleng Diselesaikan Secara Profesional

Baca juga: Kasus Covid-19 Sempat Naik di Kamis Kemarin, Kadiskes Bali Sebut Akibat Cluster Tahanan di Mendoyo

Direktur Utama PDAM Buleleng, Made Lestariana mengatakan, pihaknya selaku pemegang saham mayoritas pada PT Tirta Mumbul Jaya Abadi telah sepakat untuk menyelesaikan utang gaji karyawan di perusahaan tersebut.

Dimana berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Sahan (RUPS) beberapa waktu lalu, ada empat upaya yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. 

Pertama, mengonversi utang gaji sebagai saham bagi karyawan.

Kedua melepas aset perusahaan milik Yeh Buleleng  yang tidak produktif seperti tanah dan kendaraan, sebagai sumber likuiditas agar mendapatkan fresh money.

Ketiga, Yeh Buleleng akan melakukan pinjaman kepada pihak ketiga, dengan tambahan jaminan dari pemegang saham dalam hal ini PDAM Buleleng.

Sementara upaya keempat, PDAM Buleleng akan memberikan suntikan dana kepada Yeh Buleleng. 

Namun dari ke empat upaya itu, Lestariana tidak menampik terjadi beberapa kendala.

Salah satunya terkait penjualan aset.

Di masa pandemi ini, penjualan aset berupa tanah seluas 74 are di daerah Desa Temukus, Kecamatan Banjar cukup sulit.

Sehingga Yeh Buleleng saat ini berupaya menjual beberapa aset kendaraan yang dimiliki. 

"Tanah itu sebenarnya sudah mau dijual sejak dua tahun lalu seharga Rp50 jutaan. Tapi belum laku. Apalagi sekarang dimasa pandemi ini, mungkin bisa lebih sulit, bahkan harganya bisa lebih murah," ucapnya saat ditemui Jumat (14/1/2022). 

Sementara terkait upaya peminjaman uang kepada pihak ketiga (bank) ungkap Lestariana juga nampaknya tidak bisa dilakukan.

Halaman
12

Berita Terkini