Saat ini, stok minyak goreng Ketut Suci masih sekitar 40 dus.
Apabila masih belum ada kepastian penurunan harga, Suci pun terpaksa mengembalikan stok minyak goreng tersebut.
"Kalau perusahaan mau menurunkan harga, saya tetap akan jual. Kalau perusahaan tidak mau menurunkan harga, sementara di minimarket harganya Rp 14 ribu, ya saya kembalikan. Karena saya belum bayar.
Toh apa yang dipakai bayar, karena saya nggak bisa jualan. Belum lagi saya harus bayar tempat di pasar. Untungnya saja jualan sembako, kalau hanya minyak saja saya mau makan apa," keluhnya.
Hal senada juga diungkapkan Ni Ketut Sutriani. Sejak harga minyak goreng mahal, dirinya belum berani order minyak goreng.
"Apalagi sekarang harga turun, sedangkan di pasar masih tetap. Orang lebih memilih beli di minimarket. Walaupun pembeliannya dibatasi dua kemasan per orang, bisa saja mereka membeli di minimarket satu, dan beli lagi ke minimarket lainnya," ucap dia.
Sementara pantauan di salah satu toko berjejaring di Kota Bangli, harga minyak goreng saat ini dijual Rp. 14 ribu per liter.
Salah satu petugas membenarkan pembelian memang dibatasi dua kemasan saja, dengan alasan agar tiap masyarakat kebagian. (*)
Artikel lainnya di Berita Bangli