TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA- Kekurangan fisiknya tidak membuatnya patah semangat.
Bahkan, ia tidak pernah menggantungkan seluruh hidupnya kepada keluarganya.
Gusti Ayu Komang Budi Rahayu (45) tampak sedang serius membuat rajutan berupa tas di rumahnya di Jalan Raya Sudirman, Kecamatan/Kabupaten Jembrana.
Ayu Mang begitu sapaan akrabnya, merupakan penyandang disabilitas.
Ayu Mang menuturkan, dia merupakan penyandang disabilitas sejak lahir.
Baca juga: Satu Ekor Babi untuk Satu Desa Adat, Tamba: Jembrana Jadi yang Pertama Punya Program Ini
Baca juga: Harga Mi Instan Hingga Roti di Dalam Negeri Berpotensi Naik Akibat Perang Rusia-Ukraina
Baca juga: Harga Gas Elpiji 5,5 Kg dan 12 Kg Resmi Naik, Berikut Ini Harga yang Berlaku
Dan sejak 16 tahun dirinya kehilangan pendengaran karena sakit.
Karena itu pulalah dirinya menggunakan alat bantu pendengaran. Hanya saja saat ini alat bantu pendengaran itu kini sedang bermasalah.
Akibatnya, Ayu Mang pun kesusahan ketika berkomunikasi dengan keluarga dan tetangga atau tamu yang datang ke rumahnya.
“Saya sejak lahir jadi penyandang disabilitas. Dan sudah 16 tahun terakhir mengalami gangguan pendengaran karena sakit,” ucapnya, Senin (28/2).
Keterbatasan pada pendengaran, membuat wartawan pun berkomunikasi dengan Ayu Mang dengan chat di WhatsApp (WA).
Ayu Mang melanjutkan, dia tidak ingin menggantungkan dirinya kepada orang lain, terutama keluarga.
Sehingga dirinya belajar merajut sejak umur 25 hingga 35 tahunan.
Dan mulai merajut sejak 10 tahun belakangan.
Sebelumnya, dirinya juga pernah kerja di toko bunga “Gema Florist” Negara yang berada tepat di depan rumahnya, selama tiga tahun sambil terima pesanan flanel rajutan karyanya.
“Keadaan yang membuat tiang (saya) kuat, Pak. Saya pengin membuktikan, meski penyandang disibilitas bisa berkarya,” ungkapnya.