“Karena sayang pada Bhatara Rare Kumara, seketika itu Bhatara Siwa menemuinya dan diberikan anugrah yaitu akan tetap kecil, sehingga tidak dimakan oleh kakaknya,” imbuh Guna.
Berikut cerita ringkasnya terkait cerita dilaksanakannya Sapuh Leger.
Baca juga: DLHK Badung Catat Ada 190 Ton Sampah Saat Hari Raya Nyepi, 600 Tenaga Kebersihan Diturunkan
Baca juga: Volume Sampah di Karangasem Naik 30 Persen Saat Hari Raya Nyepi
Baca juga: Polsek Benoa Patroli di Pelabuhan Benoa Saat Hari Raya Nyepi
Diceritakan bahwa Bhatara Siwa atau Bhatara Guru memiliki dua orang putra yaitu Bhatara Kala dan Sang Hyang Rare Kumara yang lahir pada minggu yang sama yaitu wuku wayang.
Kala marah karena adiknya memiliki otonan yang sama dan meminta ijin kepada ayahnya untuk memakannya.
Siwa memberitahu Kala untuk menunggu selama tujuh tahun, karena adiknya masih bayi.
Dengan perasaan sedih Siwa memanggil Kumara dan memberitahu dia tentang maksud Kala, karena tidak bisa dicegah.
Kemudian Siwa mengutuk (pastu) Kumara untuk tetap kecil (kerdil) tidak pernah dewasa.
Tujuh tahun kemudian, Kala bermaksud akan memakan Kumara, dan Siwa meminta Kumara untuk mengungsi ke Kerajaan Kertanegara.
Akan tetapi, Kala mencium tapak kaki Kumara sehingga Kala pun mengejar Kumara.
Kala menemukan adiknya lari terbirit-birit, namun Kumara lolos melalui serangkaian tipuan.
Ia sempat bersembunyi dalam rimbun bambu (buluh), bersembunyi dalam kayu bakar yang tidak diikat, lolos melalui tungku perapian.
Raja Maya Sura yang bertahta di Kertanegara melindungi Rare Kumara, akan tetapi raja dan prajuritnya berhasil dikalahkan oleh Kala.
Hingga malam, Kumara sampai di tempat pertunjukan wayang kulit yang diadakan wuku wayang dan meminta perlindungan pada sang dalang.
Dalang menyuruh dia bersembunyi di resonator gamelan gender.
Baca juga: Sehari Setelah Nyepi, Begini Suasana Pantai Matahari Terbit Sanur
Baca juga: Polsek Benoa Patroli di Pelabuhan Benoa Saat Hari Raya Nyepi
Baca juga: Setelah Nyepi, Kedatangan Penumpang di Bandara Ngurah Rai Bali Diprediksi Meningkat
Kala lalu datang ke sana dan memakan sesaji untuk pertunjukan wayang karena saking laparnya.