TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Semua SPBU di Klungkung sudah tidak menyediakan bahan bakar jenis premium sejak 1 Januari 2022. Premium sudah digantikan dengan pertalite.
Namun hal ini membuat para nelayan mengeluh.
I Ketut Ariawan nelayan asal Klungkung mengatakan, sejak premium hilang dan digantikan pertalite, pengeluarannya melaut semakin membengkak.
Sementara hasil tanggapan tidak menentu dan sering kali hasilnya tidak menutupi untuk membeli bahan bakar.
Baca juga: Sejak 1 Januari Sudah Tak Ada Premium di Klungkung,Ariawan Berharap Pertalite bagi Nelayan Disubsidi
"Kalau sebelumnya saya beli bahan bakar untuk melaut Rp 100 ribu, sekarang dengan pertalite bisa Rp 130 ribu. Sementara hasil tangkapan tidak menentu, bahkan rata-rata sehari dapat jual ikan Rp 80 ribu," keluh Ariawan.
Ia mengaku sepakat dengan penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan, namun ia berharap ada subsidi khusus untuk bahan bakar pertalite bagi nelayan.
"Saat akhir tahun lalu, ada kebijakan membeli pertalite dengan harga premium khusus bagi nelayan," ujar dia.
"Jadi nelayan cukup tunjukan kartu nelayan, agar dapat membeli pertalite dengan harga premium. Tapi program ini sudah selesai. Saya harap program ini berlanjut lah, untuk membantu kami para nelayan," sambung dia.
Hal serupa diungkapkan nelayan lainnya, Wayan Yasa.
Ia mengeluh karena biaya bahan bakar membengkak sejak menggunakan pertalite.
Walau diakuinya pertalite dapat membuat mesin perahunya lebih awet.
"Katanya mesin lebih awet kalau pakai pertalite. Tapi tetap saja harganya mahal. Sementara harga hasil tangkapan kami tidak bisa dinaikkan. Bahkan kadang tidak dapat hasil tangkapan sama sekali. Mohon dibantu nelayan seperti kami," ungkapnya.
Sales branch manager V Pertamina, Arnaldo Andika menjelaskan, sejak 1 Januari 2022 sudah tidak ada premium di Klungkung.
Padahal pada tahun 2021 lalu, Klungkung menjadi salah satu pengguna premium tertinggi di Bali.
"Kalau pertalite harga premium (khusus nelayan) juga sudah selesai periode programnya," jelas Arnaldo.