Human Interest Story

Kisah Made Santika, Pembuat Dendeng Babi Asap Asal Desa Panji Buleleng, Berawal Dari Anak Dirumahkan

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani
Editor: Noviana Windri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Made Santika (50) menunjukan pembuatan dendeng babi asapnya

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Pandemi Covid-19 menyebabkan sektor perekonomian melemah.

Banyak perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja pada karyawannya.

Namun akibat pandemi ini, muncul berbagai ide kreatif masyarakat, agar dapat bertahan hidup.

Seperti yang dilakukan oleh Made Santika (50).

Pria asal Banjar Dinas Babakan, Desa Panji, Kecamatan Sukasada ini mengembangkan bisnis dendeng babi asap, untuk menghidupi keluarganya.

Baca juga: HARI INI Dimakamkan, Ini Kisah Pratu Wilson yang Gugur Diserang KKB, Jadi Marinir Ikuti Jejak Kakek

Baca juga: KISAH Agus Sulaimi Kembangkan Keramba Jaring Apung untuk Tingkatkan Perekonomian di Jembrana

Baca juga: KISAH Agus Saputra Bisnis Burung Kicau di Tabanan, Pandemi Menghancurkan Harga dan Jumlah Penjualan

Ditemui di kediamannya Jumat 1 April 2022 Santika menuturkan, bisnis dendeng babi asap ini ia geluti pada Mei 2020 lalu.

Saat itu anaknya bernama Kadek Riko Surya Jaya dirumahkan oleh salah satu hotel tempatnya bekerja.

Santika pun sempat kebingungan, pasalnya penghasilannya tidak terlalu banyak, karena hanya bekerja sebagai petani.

Ia lantas mencoba mendatangi Perbekel Desa Panji Made Mangku Aryawan, agar anak keduanya itu bisa bekerja dan memiliki penghasilan sendiri.

Oleh sang perbekel, Santika pun diberikan ide untuk mengembangkan bisnis dendeng babi, dengan modal awal yang diberikan sebesar Rp 10 juta.

Santika bersama anak keduanya itu pun belajar membuat dendeng babi asap, dari seorang mentor yang difasilitasi dari desa. 

Dimana, untuk membuat dendeng asap itu, daging babi kelas 1 dipotong tipis-tipis lalu dicuci bersih.

Setelah itu daging ditiriskan, lalu direndam dengan bumbu rempah-rempah seperti ketumbar, lengkuas, bawang putih, gula merah dan garam selama beberapa jam.

Setelah bumbu meresap, daging pun dimasak dengan cara diasapkan, di dalam sebuah tungku yang dibuat sendiri dari drum bekas.

Baca juga: Bosan Dengan Kisah Percintaan Drakor? Inilah Rekomendasi 6 Drama Korea Tanpa Kisah Percintaan

Baca juga: Kisah Luh Rusmiati Sulap Kertas Bekas Jadi Produk Kerajinan di Buleleng, Terjual Hingga ke Jepang

"Pengapiannya pakai sabut kelapa. Jadi daging diasapkan hingga matang selama dua jam," ungkapnya. 

Saat pertama kali mencoba membuat dendeng itu, dari segi rasa kata Santika cukup menggugah selera.

Namun dendeng yang ia buat  hanya mampu bertahan selama satu bulan.

Dendeng tersebut basi dan ditumbuhi jamur.

"Harusnya dendeng itu bisa bertahan sampai dua bulan.  Awalnya saya berpikir tidak tahan lama karena lemak babinya. Saya belajar lagi ke Disdagperinkop UKM, ternyata permasalahannya ada di kemasan. Vakumnya kurang bagus," terangnya. 

Kini, sang buah hati ungkap Santika telah kembali bekerja di hotel.

Namun bisnis dendeng babi asapnya itu tetap digeluti oleh Santika bersama istrinya.

Bahkan, Santika kini mampu mempekerjakan para tetangganya.

Baca juga: KISAH MBAK Rara Sang Pawang Hujan, Selalu Bawa Boneka Doraemon Saat Beraksi, Begini Alasannya

Baca juga: KISAH MBAK Rara Sang Pawang Hujan, Selalu Bawa Boneka Doraemon Saat Beraksi, Begini Alasannya

Dendeng babi asap itu mampu terjual hingga ke luar Bali.

Pemasaran dan pengemasannya dibantu oleh BumDes Desa Panji. 

"Sekali produksi itu biasanya 2 hingga 2 kilogram daging. Untuk per kilonya dijual seharga Rp 200 ribu. Selain dendeng saya juga mencoba mengembangkan menu lain seperti urutan. Omset per bulan yang berhasil saya dapatkan sekitar Rp 8 juta," jelasnya.

Berita Terkini