Kenaikan harga Pertamax itu membuat masyarakat ramai-ramai beralih menggunakan Pertalite.
Pertamina mencatat lonjakan konsumsi Pertalite pasca kenaikan harga Pertamax mencapai hingga 15% dari kuota penyaluran.
Demikian diungkapkan oleh Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina Alfian Nasution dalam diskusi virtual, Senin (4/4/2022).
"Kami paham saat ini ada sedikit pergeseran konsumsi 10%-15% dari Pertamax ke Pertalite. Mungkin bisa jadi ini karena kaget karena harganya naik," ungkap Alfian.
Alfian melanjutkan, lonjakan konsumsi ini diprediksi hanya bersifat sementara. Meski begitu, stok Pertalite juga masih berada di level aman yakni 19 hari.
Untuk meningkatkan kembali konsumsi Pertamax, Pertamina menyiapkan sejumlah program promo serta edukasi terkait BBM berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.
Alfian menilai saat ini masyarakat cenderung sudah sadar akan pentingnya penggunaan BBM berkualitas.
Sehingga, ia yakin migrasi konsumsi diprediksi tidak akan berlangsung untuk waktu yang lama.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan Pertalite sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) menggantikan Premium.
Kuota Pertalite untuk tahun ini ditetapkan sebesar 23,05 juta kl. Berdasarkan realisasi penyaluran hingga Februari 2022 tercatat lonjakan konsumsi telah terjadi.
Konsumsi untuk dua bulan pertama tahun ini mencapai 4,25 juta kl atau melebih 18,5% dari kuota year to date (ytd).
Hingga akhir tahun ini konsumsi Pertalite diprediksi bakal melonjak hingga 26,5 juta kl atau setara 15% di atas kuota 23,05 juta kl.
Jokowi Sebut Kenaikan Harga BBM Tak Terelakkan
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pemerintah sudah berusaha untuk menahan agar tidak terjadi kenaikan harga salah satunya bahan bakar minyak (BBM).
Menurut Jokowi, kenaikan harga BBM tidak terelakkan terjadi seperti yang baru saja dilakukan Pemerintah untuk BBM jenis Pertamax.