TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Sabtu, 9 April 2022, umat Hindu Bali melaksanakan Tumpek Landep.
Dan dirayakan dengan mengupacarai kendaraan hingga benda-benda pusaka.
Pande Keris Urip Wesi Tapa Karya, Gang Pacar Nomor II, Jalan Ratna Denpasar pun menggelar odalan atau upacara.
Dimana diupacarai berbagai macam pusaka seperti keris, pisau, tombak dan juga prapen atau tempat pembuatan keris.
Sang Mpu Keris, Pande Putu Yuga Wardiana mengatakan pada pelaksanaan Tumpek Landep, selain dilaksanakan odalan, pemesan keris yang kerisnya sudah selesai pun mengambil kerisnya lewat sebuah prosesi yang bernama mamitang keris.
Baca juga: MENGENANG Jonghyun SHINee: Punya Vokal Khas, Berikut 4 Drama Yang Menampilkan Suara Malaikatnya
"Prosesi mamitang keris itu dimulai menghaturkan segehan, lalu dilanjutkan dengan ritual khusus mulai dari pembersihan hingga pasupati," kata Yuga saat diwawancarai di kediamannya.
Ia mengatakan, saat akan membuat keris diawali dengan mapiuning (mohon ijin) kehadapan Bhatara Brahma Gati.
Selanjutnya dalam pembuatan keris pasti ada campur tangan si pembuat sehingga dianggap belum bersih.
Oleh karena itu, sebelum diambil dilakukanlah prosesi pembersihan dengan nama mamitang keris ini.
"Dan saat Tumpek Landep inilah dilakukan pembersihan, dihaturkan banten pasupati juga agar bagus sekala niskala, dan terakhir juga ngaturang suksma (ucapan terima kasih) karena keris ini bisa selesai," katanya.
Yuga mengatakan ada dua jenis keris yang biasanya dibuat di pande ini, pertama keris ageman atau untuk pribadi maupun keris pajenengan atau untuk di merajan.
Baca juga: Jaya Negara Hadiri Karya Ngeratep, Pasupati, Melaspas, dan Padudusan Alit Ida Ratu Made Sakti
Jika untuk agem-ageman cukup dengan unsur tri datu yakni besi, nikel dan baja.
Apabila untuk pajenengan menggunakan besi, baja, nikel, emas dan perak, timah mirah dan bahkan batu meteor.
Khusus untuk batu meteor dirinya memiliki dua batu meteor yakni meteor Gibeon yang jatuh di Libya dan meteor Campo del Cielo yang ditemukan di Argentina.
Dalam membuat keris ini ia selalu memperhatikan hari baik.
Biasanya dirinya akan memulai setiap Selasa, Rabu, dan Kamis, Purnama, Kajeng Kliwon, maupun pemapag Kajeng Kliwon.
Kalau untuk keris ageman, biasanya juga menyesuaikan otonan atau hari kelahiran sang pembuat, karena ini akan berhubungan erat dengan pemakai.
Yuga merupakan Mpu Keris yang sangat muda dan menggeluti dunia pembuatan keris atau pande keris mulai September 2018 lalu ketika masih berusia 23 tahun.
Baca juga: Gelar Upacara Jana Kerthi, Pelaksanaan Tumpek Landep di Denpasar Dipusatkan di Pura Pangerebongan
Untuk membuat keris ini, dirinya hanya belajar dua tahun dari sang ayah, sebelum sang ayah jatuh sakit dan meninggal.
Sisanya, ia belajar membuat keris dari leluhurnya lewat mimpi.
"Saya ingin sekali belajar, namun bapak saya keburu sakit dan akhirnya saya belajar dari leluhur saya lewat mimpi.
Saat bapak meninggal hanya mewariskan 8 pusaka dan prapen ini dapat kebakaran dan itu perjalanan saya sebahai pande keris," katanya.
Sebelum benar-benar menjadi seorang Mpu Keris, ia pun telah menjalani prosesi pawintenan. (*)