"Kalau kerajinan ikan dan kura-kura, merupakan hasil sisa dari plastik yang diolah.
Jadi tidak dibuang, dan ini juga dipesan di G20.
Kalau biaya produksi 12 orang pekerja dikali Rp 95 ribu per hari.
Kerjanya 5 hari dalam seminggu.
Kalau untuk biaya produksi listrik, macam-macam sebenarnya kita belum sampai kesana.
Karena ini sifatnya pelatihan, kami mendidik dan melatih masyarakat di sini.
Kami beri biaya konsumsi untuk mereka," paparnya.
Selain tutup botol, ia juga menggunakan pipet dan intinya semua jenis plastik.
Ia berharap semoga delegasi-delegasi nanti, bisa melihat ini.
Serta tidak hanya masuk ke dalam kawasan saja, tetapi juga bisa langsung turun.
Melihat lingkungan dan kondisi masyarakat.
Baca juga: Lima Destinasi Wisata Karangasem Dijajaki Panitia KTT G20
"Bahwa mulai berbenah, dari awal delegasi datang kami sudah melakukan program pembersihan pengelolaan sampah plastik.
Kami buktikan dengan ini, termasuk kegiatan-kegiatan yang lain.
Target utama kami, serangan bebas dari sampah plastik.
Bukan bebas dari pengunaannya
Tetapi bebas dari sampahnya yang bertebaran dimana-mana," ujarnya. (*)