Sehingga butuh serum anti rabies," katanya saat dihubungi melalui saluran telepon.
Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, dr Sucipto mengatakan, kasus gigitan anjing sejak Januari hingga saat ini memang cukup tinggi.
Hal ini terlihat dari VAR, yang dibeli oleh pihaknya melalui APBD pada Januari 2022 lalu sebanyak 3.000 vial.
Kini telah telah habis.
Mengingat kasus gigitan anjing masih terjadi.
Pihaknya pun telah meminta kepada Pemprov Bali, untuk mengirimkan VAR sebanyak 1.000 vial.
Sembari menunggu pengadaan VAR tahap ke dua.
Baca juga: Bocah 6 Tahun di Tabanan Diserang Anjing Rabies, Menderita Luka Gigitan di Lengan hingga Jari
"Pengadaan VAR lewat APBD Buleleng, kami lakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama sudah kami terima sebanyak 3.000 vial, itu sudah habis karena kasus gigitan cukup tinggi.
Sementara pengadaan tahap ke dua, masih dalam proses pengiriman.
Karena stoknya sudah habis, kami sudah meminta kepada Pemprov Bali 1.000 vial untuk cadangan," terangnya.
Desa Adat Didorong Segera Buat Perarem Rabies.
Tingginya kasus gigitan anjing di Buleleng, membuat Pemkab Buleleng mendorong seluruh desa adat untuk segera membuat perarem rabies.
Seperti yang telah dibuat di Desa Adat Bengkala.
Wakil Bupati Buleleng, dr I Nyoman Sutjidra, mengatakan pemerintah telah berupaya mengatasi kasus rabies di Buleleng.