TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Seekor anjing liar mengamuk di Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, pada Selasa 31 Mei 2022 pagi.
Tercatat ada enam orang warga, yang menjadi korban gigitannya.
Satu dari korban itu, terpaksa dirujuk ke RSUP Sanglah.
Lantaran mengalami luka yang cukup serius di bagian wajah.
Baca juga: Rabies Marak di Tabanan, Bocah 6 Tahun Derita Luka Gigitan Anjing Pada Bahu, Petugas Langsung Begini
Perbekel Desa Busungbiu, Ketut Suartama, mengatakan lima korban rata-rata digigit pada bagian tangan dan kaki.
Sementara satu korban lainnya, bernama Luh Merta digigit pada bagian mata dan telinga.
Wanita malang itu, sempat dilarikan ke RSU Pratama Tangguwisia.
Namun akhirnya dirujuk ke RSUP Sanglah, untuk penanganan lebih lanjut.
Baca juga: KASUS Rabies di Tabanan Cukup Serius, Sehari Ada 20 Gigitan Anjing ke Manusia
Mengingat jumlah korban yang digigit cukup banyak.
Warga sekitar pun, terpaksa membunuh anjing tersebut.
Pihak Dinas Pertanian Buleleng, kata Suartama, telah mengambil sampel otak dari anjing tersebut.
Untuk dicek apakah terjangkit rabies atau tidak.
Sementara seluruh korban yang menjadi korban gigitan telah diberikan Vaksin Anti Rabies (VAR).
Baca juga: Rabies Marak di Tabanan, Bocah 6 Tahun Derita Luka Gigitan Anjing Pada Bahu, Petugas Langsung Begini
Suartama pun tidak menampik, kasus rabies juga sempat terjadi di desanya sebulan yang lalu.
Korbannya mencapai lima orang.
Saat kasus itu terjadi, sudah ada penanganan yang dilakukan oleh pihak Dinas Pertanian Buleleng.
Berupa memvaksin anjing-anjing yang ada di wilayah tersebut.
Baca juga: KOSONG Vaksin Rabies! Kasus di Jembrana Meningkat Jadi 111
Suartama mengaku tidak menyangka, kasus gigitan anjing kini kembali terulang.
Ia pun berencana akan menggelar paruman bersama desa adat.
Agar anjing-anjing liar tanpa pemiliknya untuk dieliminasi.
"Saya maunya dieliminasi, karena anjing liar cukup banyak di Desa Busungbiu.
Eliminasi khusus untuk anjing liar saja.
Baca juga: Rabies Marak di Tabanan, Bocah 6 Tahun Derita Luka Gigitan Anjing Pada Bahu, Petugas Langsung Begini
Kalau warga sepakat, saya akan bersurat ke Dinas Pertanian agar eliminasi segera dilakukan.
Warga juga akan saya minta kesepakatannya, untuk mengikat anjing-anjingnya," ucapnya.
Sementara Ketut Susantini, keluarga dari Luh Merta mengatakan mertuanya itu baru saja usai berjualan daun pisang.
Tiba-tiba ia dikejar dan diserang oleh anjing liar tersebut.
Baca juga: Bocah 6 Tahun di Tabanan Diserang Anjing Rabies, Menderita Luka Gigitan di Lengan hingga Jari
Akibatnya, sang mertua pun terjatuh, hingga bagian mata dan telinganya digigit oleh anjing tersebut.
"Anjing itu cukup besar.
Mertua saya sekarang sedang dirujuk ke Sanglah, karena bagian matanya terkena gigitan.
Sehingga butuh serum anti rabies," katanya saat dihubungi melalui saluran telepon.
Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, dr Sucipto mengatakan, kasus gigitan anjing sejak Januari hingga saat ini memang cukup tinggi.
Hal ini terlihat dari VAR, yang dibeli oleh pihaknya melalui APBD pada Januari 2022 lalu sebanyak 3.000 vial.
Kini telah telah habis.
Mengingat kasus gigitan anjing masih terjadi.
Pihaknya pun telah meminta kepada Pemprov Bali, untuk mengirimkan VAR sebanyak 1.000 vial.
Sembari menunggu pengadaan VAR tahap ke dua.
Baca juga: Bocah 6 Tahun di Tabanan Diserang Anjing Rabies, Menderita Luka Gigitan di Lengan hingga Jari
"Pengadaan VAR lewat APBD Buleleng, kami lakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama sudah kami terima sebanyak 3.000 vial, itu sudah habis karena kasus gigitan cukup tinggi.
Sementara pengadaan tahap ke dua, masih dalam proses pengiriman.
Karena stoknya sudah habis, kami sudah meminta kepada Pemprov Bali 1.000 vial untuk cadangan," terangnya.
Desa Adat Didorong Segera Buat Perarem Rabies.
Tingginya kasus gigitan anjing di Buleleng, membuat Pemkab Buleleng mendorong seluruh desa adat untuk segera membuat perarem rabies.
Seperti yang telah dibuat di Desa Adat Bengkala.
Wakil Bupati Buleleng, dr I Nyoman Sutjidra, mengatakan pemerintah telah berupaya mengatasi kasus rabies di Buleleng.
Salah satunya dengan melakukan program vaksinasi anjing, lewat Dinas Pertanian Buleleng.
Pihaknya juga telah mengimbau masyarakat, untuk tidak meliarkan hewan peliharaannya.
Namun imbauan tersebut belum dipatuhi oleh sebagian masyarakat Buleleng.
Baca juga: Bocah 6 Tahun di Tabanan Diserang Anjing Rabies, Menderita Luka Gigitan di Lengan hingga Jari
Untuk itu, Sutjidra mengaku akan segera berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat (MDA) Buleleng.
Agar seluruh desa adat segera membuat perarem, seperti yang telah dibuat di Desa Adat Bengkala.
Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
"Kami dorong desa adat buat awig-awig atau perarem, agar tidak meliarkan anjingnya.
Kalau diliarkan masyarakat akan kena hukum adat.
Saya rasa masyarakat akan lebih patuh, apabila hal tersebut diatur dalam perarem. Kalau Perda kami belum ada," pungkasnya. (*)