Baca tanpa iklan
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Kembalinya I Wayan Sukaja ke Partai Golkar, dan menjadi Ketua SeMar (Semeton Airlangga) Tabanan, tidak dikhawatirkan oleh Banteng (PDI Pejuangan) Tabanan.
Sosok militan dengan basis massa di Kecamatan Marga itu, kembali ke partai yang pernah mengusungnya sebagai calon Bupati Tabanan pada 2010 silam.
Meskipun akhirnya takluk oleh pasangan Ni Putu Eka Wiryastuti dan Komang Gede Sanjaya (Bupati Tabanan saat ini).
Ketidakhawatiran akan masuknya lagi Sukaja ke Golkar disampaikan langsung oleh Kader Banteng Tabanan yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Tabanan, Nyoman “Komet” Arnawa, Senin 11 Juli 2022.
Komet mengaku, bahwa kembalinya Sukaja ke partai Beringin merupakan hal politik pribadi. Jadi hal itu pun menjadi lumrah dan sah saja.
Sebab, dalam kontestasi politik terutama di Tabanan, Banteng Tabanan tetap akan berupaya fight dan tetap mendominasi kursi parlemen seperti pada masa jabatan 2020-2024 saat ini.
“Itu hak politik pribadi. Jadi silahkan saja,” ucapnya melalui sambungan seluler kepada Tribun Bali.
Baca juga: Kembali ke “Beringin”, Sukaja Target 8 Kursi DPRD Tabanan 2024
Disinggung bahwa kembali Sukaja akan memecah suara PDI Perjuangan, Komet mengaku, bahwa tidak ada masalah, ketika Sukaja memecah suara atau menimbulkan peralihan dukungan massa militan PDI Perjuangan ke Golkar.
Namun, dengan catatan bahwa memang hal itu mampu dilakukan oleh Mantan Ketua DPRD Tabanan tersebut.
“Sekiranya mempunyai kemampuan, silahkan saja.
Dan kami pun santai saja. Tidak ada yang terlalu mengancam.
Kami (PDI Perjuangan) sudah melakukan banyak ke rakyat. Rakyat sudah melek terhadap politik,” tegasnya.
Terpisah, Wakil Ketua Bidang Kaderisasi Ideologi DPC PDI Perjuangan Tabanan, I Made Dirga menyatakan, tidak ada permasalahan dengan kembalinya Sukaja ke Golkar. Karena itu menjadi pilihan Sukaja dalam berpolitik.
Dan memang sudah keluar dari PDI Perkiangan. Dirinya pun tidak dapat menghalangi keinginan tersebut.
Pada dasarnya Sukaja itu dapat kembali ke PDI Perjuangan dengan permohonan ampunan melalui kongres.