Berita Karangasem
Gelombang Tinggi, Nelayan di Karangasem Tak Melaut Dua Pekan
Angin kencang dan gelombang tinggi di Perairan Kab. Karangasem mengakibatkan sebagian besar nelayan tak melaut, Senin 5 September 2022 pagi.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Harun Ar Rasyid
AMLAPURA, TRIBUN BALI. COM - Angin kencang dan gelombang tinggi di Perairan Kab. Karangasem mengakibatkan sebagian besar nelayan tak melaut, Senin 5 September 2022 pagi.
Kondisi ini terjadi sejak 2 minggu terakhir.
Tinggi gelombang diperkirakan mencapai 2 meter, & ombak cukup keras
Romi, nelayn asal Br. Dinas Ujung Pesisi, Tumbu, Kecamatan Karangasem, mengungkapkan, hampir semua nelayan di Ujung Pesisi tidak melaut. Peemicunya karena cuaca di tengah laut tak bersahabat.
Angin bertiup cukup cepat, sehingga berpengaruh ke gelombang dan ombak di Pesisir Pantai.
"Sudah hampir 2 minggu tak turun melaut. Gelombang di tengah laut masih tinggi. Nelayan khawatir turun. Seekarang menunggu cuaca kembali membaik dan normal lagi," ungkap Romi.
Nelayan tak berani memastikan sampai kapan libur melaut.
Mengingat cuacaanya belum bersahabat. Untuk sementara nelayan memilih beeristirahat sembari memperbaiki peralatan melautnya.
Ada juga yang beralih profesi sementara. Jadi buruh buat kapal, bangunan, buruh warung, serta beertani.
Selain karena cuaca, minimnya hasil tangkapan jadi pemicu sebagian nelayan tak turun laut.
Rata - rata hasil tangkapan nelayan hanya dapat sekitar 10 - 50 ekor.
Kadang, beberapa nelayaan tak mendapat hasil tangkapan.
Sehingga banyak nelayan yang rugi karena tangkapan tak sesuai pengeluarn.
"Sekarang ini paceklik ikan. Hasil tangkapan tak mksimal. Banyak nelayan tak melaut gara - gara ini. Apalagi sekarang harga BBM naik perliternya. Pastinya banyak nelayan tak melaut,"taambah Romi, sapaan akrabnya.
Hal serupa diungkpkan Deni, nelayan asal Ujung Pesisi.Pihaknya sempat turun melaut tetapi rugi. Tak ada hasil tangkapan ikan.