Guru PJOK, Gede Parwata pun menangis histeris di depan Kadis menceritakan absensinya diblokir oleh kepala sekolah.
“Saya tertekan, absensi saya diblokir karena kesalahan kecil,” katanya histeris.
Tak hanya itu, hampir semua guru juga terisak di dalam ruangan tersebut.
Sementara Guru PPKN, Sagung Made Warsiki pun berbicara sangat keras di depan Kadis dan Kepsek.
“Kepeminpinan kepala sekolah sebelumnya hingga Plt jauh berbeda dengan kepala sekolah sekarang. Kami seperti pembantu. Kami disuruh membersihkan kamar mandi, padahal tugas kami melayani siswa di sini bukan pembantu,” katanya.
Ia mengatakan hari ini, saat guru-guru menggunakan pakaian adat juga disuruh ngepel lantai.
“Bahkan siswa ada yang nanya ke kami, Bu kok nyapu, kok ngepel,” katanya.
Selain itu, Wakasek Kesiswaan juga langsung diberhentikan hanya gara-gara tak mengangkat telepon sekali.
Ia juga melihat dengan mata kepalanya sendiri, seorang pembina Pramuka yang sudah berumur dibentak-bentak saat membawa nilai ekstra ke sekolah.
“Dibilang kirim nilai harus lewat WA, padahal beliau sampun lingsir, kasihan saya melihat,” katanya.
Alasannya Wakasek tersebut tak mengangkat telepon berkali-kali dan tak menjawab WA, padahal Kepsek hanya menelepon sekali dan tidak ada mengirim WA.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kota Denpasar, AA Gede Wiratama pun mengaku sudah menampung aspirasi dari guru tersebut.
Pihaknya akan membawa aspirasi tersebut ke Wali Kota Denpasar segera.
“Ini kami laporkan ke pimpinan dan secepatnya kami proses. Di sini kami mencari penyelesaian yang terbaik dan tidak saling menyalahkan,” katanya. (*)
Berita lainnya di Berita Denpasar