TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Suasana di posko pengungsian di Balai Tempek Kerta Sari, Lingkungan Bilukpoh Kangin, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, tampak berjalan normal, Jumat 21 Oktober 2022.
Secara umum, kebutuhan pokok seperti makanan sudah terpenuhi dari bantuan pemerintah juga donatur lainnya.
Namun, saat ini yang masih minim adalah pakaian sekolah anak-anak.
Sebab, terdata ada puluhan anak-anak yang kehilangan baju sekolah serta peralatannya.
Baca juga: Masih Terkendali, Bencana Alam di Jembrana Belum Pengaruhi Distribusi Kebutuhan Pokok ke Badung
Menurut data yang diperoleh dari posko pengungsian, untuk anak TK yang terdampak 2 orang, SD 24 orang, SMP 23 orang, dan SMA 9 orang.
Di sisi lain, kebutuhan yang kian menipis saat ini adalah kebutuhan bumbu dapur untuk memasak.
Koordinator Posko Pengungsian yang juga Kelian Tempek Kerta Sari, Banjar Adat Bilukpoh Kangin, Made Suardiasa menuturkan, hingga saat ini total warga yang terdampak sekitar 80 KK.
Namun yang hanya tinggal di pengungsian sebanyak 13 KK atau sekitar 40 jiwa. Sedangkan, sebagiannya memilih tinggal di rumah kerabat atau temannya.
Baca juga: Tinjau Kondisi di Jembrana, Wagub Cok Ace Minta Bupati/ Walikota Menjamin Ketersediaan Pangan
"Untuk kebutuhan saat ini mungkin bumbu dapur untuk memasak yang semakin menipis," kata Suardiasa di lokasi, Jumat 21 Oktober 2022.
Dia melanjutkan, selain kebutuhan pokok, juga ada sejumlah kebutuhan lain seperti pakaian sekolah untuk anak-anak. Mulai dari TK hingga SMA. Diharapkan, nantinya bakal ada bantuan dari pemerintah atau berbagai pihak.
"Untuk pakaian sekolah, alat sekolah kan juga masih kurang. Mereka yang terdampak sebagain besar tak bisa menyelamatkan barang-barangnya," jelasnya.
Kemudian yang terpenting, kata dia, adalah soal recovery atau pemulihan setelah bencana alam ini. Seluruh warga mulai bingung untuk kebutuhan selanjutnya.
Baca juga: Digenangi Air, 9 Sekolah di Jembrana Terpaksa Belajar Daring, Kadispora Ungkap Kondisi Terkini
Sebab, selain memporak-porandakan rumah, seluruh barnag berharga milik masyarakat juga tak bisa diselamatkan.
"Untuk sementara kebutuhan makan sudah terpenuhi. Tapi sekarang kami sudah mulai memikirkan jangka panjangnya, recoverynya atau pemulihan nanti. Karena setelah ini, kita pasti sangat berat untuk memenuhi kebutuhan kita," ungkapnya.
Dia sangat berharap, uluran tangan dari pemerintah dan donatur lainnya untuk pemenuhan masa recovery nanti.