TRIBUN BALI.COM, DENPASAR - Berbagai suvenir unik dan menarik akan ditampilkan di perhelatan KTT G20.
Seperti shopping bag yang berbahan dasar karung goni buatan Aqmarinda Sandi.
Bahkan, Aqmarinda tak menyangka produk buatannya dapat dipamerkan di KTT G20.
“Dengan terpilihnya produk kami ini dapat membantu meningkatkan penjualan dan membantu para pengrajin lokal yang bekerja sama dengan kami,” jelas, Co-Founder of Ethneeq, Aqmarinda Sandi pada, Sabtu 5 November 2022.
Baca juga: Korlantas Polri Gelar Pelatihan Pengelolaan Kendaraan Listrik Pada Pengamanan KTT G20 di Bali
Lebih lanjutnya ia mengatakn, untuk KTT G20 terdapat 7 desain yang ia ajukan.
Produk utamanya adalah tas berbahan kain goni yang ramah lingkungan karena berasal dari serat alam yakni bernama Structure Bag.
Keistimewaan produknya, menurut dia, karena produknya dikombinasikan dengan kain endek sebagai kain khas tradisional. Yang mana, dalam produksinya ia berkolaborasi dengan pengrajin dari Klungkung sementara untuk kainnya ia peroleh dari Bandung.
“Beberapa produk yang kami buat itu juga diproduksi oleh warga binaan lapas perempuan,” tambahnya.
Baca juga: Korlantas Polri Gelar Pelatihan Pengelolaan Kendaraan Listrik Pada Pengamanan KTT G20 di Bali
Wanita yang berasal dari Sidoarjo ini menyebutkan, untuk event utama KTT G20 pada 15-16 November, pihaknya menyiapkan sekitar 650 lebih pcs tas. Dengan total keseluruhan produksinya untuk KTT G20 sampai dengan event sampingan yakni 800 lebih pcs tas.
“Desain tas semua dari saya. (Pesanannya) Beda-beda, ada yang untuk Menteri Luar Negeri dari beberapa negara, sedang produksi untuk Kemenparekraf, dan yang siap dikirim untuk LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Semua dari delegasi G20,” ungkapnya.
Diakuinya, menjadi salah satu UMKM asal Bali yang terpilih dalam KTT G20, ia mesti melewati proses yang cukup panjang. Ia harus bersaing dengan 1.200 lebih UMKM nasional. “Kekuatan kami adalah story behind the product,” katanya.
Sementara untuk saat ini, Ethneeq telah memiliki 36 desain. Kisaran harga produknya mulai dari Rp 125 ribu per pcs sampai paling mahal Rp 1,2 juta per pcs.
Produk-produknya ini fokus ia promosikan ke luar Bali, dengan market tertinggi berasal dari Jakarta. Sementara untuk luar negeri, ia telah mengirimkan produknya ke Singapura dan Malaysia.
“Dari pembelian tas, nanti customer akan memperoleh card dan barcode yang bisa discan untuk akses story behind the product,” jelasnya.
Karena keunikan produknya, perempuan lulusan Jurusan Pertanian Universitas Diponegoro ini mengaku, dalam sebulan bisa membuat 300-400 pcs fashion bag dan 1.500 pcs merchandise atau shopping bag.