Kata dia, omzet penjualan kembang api tahun ini berkurang drastis.
Jika biasanya jelang akhir tahun dia bisa meraup penjualan hingga belasan juta per hari, kini penjualan kembang api hanya Rp 1,5 jutaan per hari.
"Itu pendapatan sebelum pandemi covid. Kalau ditotal hingga akhir tahun bisa mencapai puluhan juta," ucapnya.
Menurut dia, faktor covid menjadi awal anjloknya perekonomian masyarakat.
Sehingga sedikit-banyak berpengaruh terhadap pembelian kembang api.
Untuk tahun ini, penurunan penjualan kembang api juga dikarenakan mendekati hari raya Galungan.
"Karena dekat hari raya (Galungan), mungkin masyarakat lebih memilih menggunakan uangnya untuk membeli kebutuhan sarana upacara, ketimbang membeli kembang api," sebutnya. (mer)