Bali United

Kata Coach Teco Soal Tak Ada Degradasi dan Liga 2 Berhenti : Merugikan, Semangat Kompetisi Hilang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih Bali United, Stefano Cugurra - Kata Coach Teco soal tak ada degradasi dan Liga 2 berhenti : Tidak Bagus dan Merugikan, Semangat Kompetisi Hilang.

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Pelatih Bali United, Stefano Cugurra menyesalkan keputusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang menghentikan kompetisi Liga 2 dan Liga 3 dan otomatis Liga 1 tak ada sistem degradasi.

Keputusan kontroversial dan tak masuk akal itu hasil rapat Exco yang berlangsung di kantor PSSI di GBK Arena, Jakarta pada Kamis 12 Januari 2023.

Menurut Coach Teco, itu bukan keputusan yang bagus untuk iklim sepak bola Indonesia.

“Pasti ini kurang bagus. Menurut saya waktu Liga 1 berjalan dengan sistem bubble di enam pertandingan tersisa saat itu, Liga 2 juga seharusnya bisa berjalan juga, mereka pasti hilang waktu, mereka tetap latihan, tanpa jelas kapan main, waktu ada berita tidak ada kompetisi pasti banyak yang rugi, klub pelatih official suporter,” kata Teco kepada Tribun Bali, pada Sabtu 14 Januari 2023.

Padahal sistem liga tanpa degradasi bakal besar impactnya terhadap atmosfer pertandingan, tidak menutup kemungkinan bisa saja terjadi jual – beli pertandingan atau match fixing karena tak ada lagi greget dari tim-tim papan bawah yang tak mampu mengejar ke puncak klasemen.

Mereka tak perlu lagi tertatih-tatih takut kejeblos ke jurang degradasi.

Karena jurang itu tak lagi ada, semuanya datar setelah keputusan PSSI itu.

Ibarat kata, persaingan hanya untuk tim papan atas atau Liga hanya milik 5 tim papan atas saja.

Tak hanya melihat Liga 1, pelatih berusia 48 tahun asal Brasil ini prihatin dengan para pelaku sepak bola Liga 2 dan Liga 3 yang menggantungkan nasib mereka pada kompetisi ini.

Baca juga: KATA Pelatih Bali United Teco Soal Liga 1 Tanpa Degradasi, Sebut Bikin Kompetisi Jadi Tak Sehat

Bagi Teco Liga harus berjalan.

“Padahal Liga lagi bagus-bagusnya di papan atas dan papan bawah juga kerja keras supaya tidak degradasi. Tapi Liga ini jadi tidak fair karena tidak ada degradasi. Hanya tim-tim papan atas yang untuk mengejar gelar juara. Sedangkan tim-tim yang ada di bawah, hilang fokus, merasa aman dan tidak ada semangat lagi. Kualitas liga pasti tidak bagus kenapa? Mereka sudah tahu bahwa posisinya aman,” ucap dia.

“Saya dulu waktu kerja di Liga Singapura, negara kecil, tapi di sana sama tidak ada degradasi saya lihat waktu kejar juara bagus semangat, tapi tidak ada degradasi banyak skor 4-0, 5-0, 6-0 ini pengalaman dari negara lain, saya pikir tidak bagus, sama saya dulu di Amerika ada dua Liga tidak naik turun tidak bagus juga, harus ada degradasi,” pungkasnya.

(*)

Berita Terkini