Berita Denpasar

Peringati Hari Sampah Sedunia, Wamen LHK Targetkan 2030 Tak Gunakan TPA Lagi

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Editor: Fenty Lilian Ariani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu kegiatan peringati Hari Sampah, Kampanye Bersepeda ‘Jelajah Bersih Negeri’ yang dilepas oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diwakili oleh Wakil Menteri LHK, Alue Dohong dan Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra di Mangrove Forest Bali By Pass Ngurah Rai Bali, Denpasar pada, Rabu 8 Februari 2023.

TRIBUN BALI.COM, DENPASAR - Peringati Hari Sampah Sedunia pada 21 Februari mendatang, Wakil Menteri LHK, Alue Dohong melalui KLHK akan melaksanakan berbagai rangkaian kegiatan yang berfokus pada peningkatan upaya masif dari hulu ke hilir dengan menitikberatkan pada pengelolaan sampah terpadu untuk mendukung tujuan minim sampah hingga terwujud ‘zero emisi’.  

Salah satu kegiatannya adalah Kampanye Bersepeda ‘Jelajah Bersih Negeri’ yang dilepas oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diwakili oleh Wakil Menteri LHK, Alue Dohong dan Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra di Mangrove Forest Bali

By Pass Ngurah Rai Bali, Denpasar pada, Rabu 8 Februari 2023. Menurut, Alue sebetulnya salah satu tantangan mengelola sampah-sampah adalah pada perubahan paradigma yang terjadi sejak dulu.

“Saya katakan linier ekonomi jadi sampah diproduksi, dikonsumsi dan ditimbun, sekarang berubah menjadi produksi dan konsumsi kita gunakan menjadi sumber daya baru yang disebut dengan sirkular ekonomi,” jelasnya. 

Lebih lanjutnya ia menerangkan, tentu dengan pola baru ini harapannya timbulan sampah dari tahun ke tahun akan berkurang. Dan karena sudah terdapat kebijakan strategi nasional dan daerah dimana masing-masing memiliki target mengurangi sampah sebesar 30 persen di Tahun 2025 dan mengelola sampah atau menangani sampah 70 persen. 

Sampah juga menimbulkan emisi dan dengan mengelola sampah dengan baik berarti sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca dan lain-lain. Hal tersebut merupakan bagian dari target yang ditetapkan dan juga dengan upaya selama ini yang akan mengurangi 40 juta ton CO2 pada tahun 2030 mendatang. 

“Ya harapan kita kedepan mungkin kita tak perlu punya tempat pembuangan akhir (TPA) lagi lah karena seluruh sampah ini bisa habis dipakai lagi untuk sumber daya habis terkelola dengan baik tidak kita tumpuk lagi di TPA itu yang mau kita rubah. Sehingga 2030 harapannya kita sudah zero TPA juga, tidak ada lagi. Yang ada kita tambang kembali sampah dan digunakan untuk sumber daya,” imbuhnya. 

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra ditemui ditempat yang sama mengatakan jadi sebelumnya Gubernur Bali, Wayan Koster juga telah merencanakan akan melakukan menghentikan TPA. Dan pada waktu KTT G20 juga sempat dibahas. Akan tetapi penghentian operasional TPA ini harus didahului dengan pembangunan infrastruktur lainnya yakni TPST dan TPS3R. 

“Itu yang sedang kita bangun kita coba imajinasikan kalau TPST dan TPS3R berfungsi disemua tempat disemua Desa berarti sampah selesai di Desa masing-masing, tak ada lagi TPA yang kita kelola. Maka dari itu bantu terus sosialisasi dan kampanyekan dukung pembangunan TPS3R di semua Desa di Bali kn tagline kita selesaikan sampah ditempat masing-masing tak mengotori Desa lain. Kalau itu terwujud TPA pasti selesai,” tutupnya. (*)

Berita Terkini