TRIBUN-BALI.COM - Kembali terjadi, seorang lansia meninggal dunia di kamar villa pada Rabu, 22 Februari 2023.
WNA bernama Gerard Yvan Marillier (69), asal Perancis tersebut ditemukan meninggal dunia di dalam kamar villa yang beralamat di Jalan Camplung Tanduk, Seminyak, Badung, pada pukul 14.30 WITA.
Berdasarkan keterangan Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi, korban ditemukan pertama kali oleh staff housekeeping bernama Ni Komang Widarsaih (41).
Saat itu ia bermaksud membangunkan korban untuk menawarkan makanan, namun karena tak ada jawaban setelah ia mengetuk pintu, muncul lah niat untuk membuka sendiri pintu yang tak terkunci tersebut.
Betapa terkejutnya ia setelah mendapati Gerard terkapar di atas tempat tidur, dengan wajah yang membiru dan badan berkeringat.
Baca juga: Mendiang Bharada I Wayan Pasek Sukma Sempat Video Call Sang Ayah Sebelum Meninggal Dunia
Baca juga: WNA Australia Nekat Akhiri Hidup di Villa Denpasar Barat Bali, Tinggal Sendirian Selama 2 Tahun
“Korban saat itu masih bernafas, saksi pun menelepon rekannya dan memanggil karyawan front office, untuk menelepon dokter,” ungkapnya.
Sekitar 10 menit, datanglah dokter dari Bakti Vedanta Klinik untuk memberi pertolongan pertama.
Saat itu keadaan korban dikatakan kritis.
“Nafas korban terengah-engah, selanjutnya diberikan oksigen nafas buatan dan akhirnya dilakukan EKG.
Namun ternyata ia sudah tidak ada denyut nadi dan dinyatakan meninggal dunia,” jelasnya.
Saat tim Inavis Polresta Denpasar mendatangi TKP, korban ditemukan telah terbungkus kain warna putih di atas tempat tidur.
“Korban ditemukan dengan keadaan kepala yang sudah membiru dan ujung jari-jari kedua tangan dan kaki juga membiru.
Namun tak ditemukan tanda-tanda kekerasan pda tubuh korban,” paparnya.
Petugas juga menemukan beberapa obat-obatan, yang mana salah satunya terdapat obat jantung.
Setelah diinterogasi lebih lanjut, beberapa saksi menjelaskan bahwa korban telah menepati villa tersebut sejak 20 tahun yang lalu seorang diri.
Ia juga sempat pulang ke negaranya, namun semenjak pandemi ia diketahui tak pernah pulang.
“Korban dibawa ke RS Prof. Ngurah Sanglah dgn menggunakan mobil ambulance.
Untuk mengetahui lebih jelas kematian korban maka perlu dilakukan autopsi bedah mayat,” tutupnya. (*)