TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Audiensi antara BEM Universitas Udayana dan Rektor Unud, Prof DR Ir I Nyoman Gde Antara MEng digelar di Ruang Bangsa Rektorat Unud kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali, Jumat 17 Maret 2023.
Audiensi yang membahas kasus dugaan korupsi dana Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) anggaran tahun 2018/2019 sampai 2022/2023 ini dihadiri lengkap oleh ketiga Wakil Rektor Unud.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana, I Putu Bagus Padmanegara mengatakan, dalam audiensi tersebut, selain membahas SPI juga membahas terkait fasilitas Unud yang belum memadai serta mahasiswa yang dinilai terlalu dipaksakan pindah belajar di kampus Jimbaran.
“Yang hari ini kami tuntut adalah SPI. Dan SPI secara riil kami akui sah secara nasional hampir semua PTN ada SPI. Dan memang itu bentuk ,nyata tapi jangan dikomersilkan. Tadi Rektor mengatakan dengan tegas semua sepakat SPI harus dihapuskan, tetapi beliau akan meminta solusi dari Kementerian sehingga kami akan bersurat ke Kementerian,” jelas Padma, panggilan akrabnya.
Baca juga: Rektor Hadiri Audiensi Dengan BEM Unud, Perjelas Maksud Pengembalian Dana SPI 1,8 Miliar
Menurut Padma, sudah 5 tahun SPI ini, namun jika dihapuskan, Unud belum ada jalan keluarnya.
Dan hari ini pun BEM Unud minta untuk dilibatkan terkait penerimaan dana SPI dari mahasiswa baru.
Ia menekankan jangan sampai SPI ini dibuat agar mahasiswa dapat lulus melalui jalur mandiri.
“Semua bertanya-tanya ketika SPI ditaruh di awal sebelum melakukan tes. Otomatis secara psikologis orang akan berpikir, semakin besar nilainya maka semakin besar peluang lolosnya. Tapi rektor membantah dengan mengatakan, ada 50 persen siswa baru yang lolos jalur mandiri dengan memilih SPI Rp 0 (nol rupiah). Tapi karena belum adanya sistem yang benar, otomatis itu hanya omong kosong, menurut kami,” tandasnya.
Menurutnya, ketika SPI tidak berlakukan lagi, Unud yang notabenenya sebagai universitas terbesar di Bali sangat memungkinkan untuk tetap melakukan pembangunan.
Terlebih, katanya, Unud memiliki banyak lahan.
Dan menurutnya, seharusnya Prof Antara menepati janjinya ketika pemilihan Rektor yang mengatakan akan fokus untuk penetapan aset yang Unud miliki.
“Seharusnya Rektorat hari ini memanfaatkan aset Unud yang dimiliki. Kita juga memiliki lahan-lahan yang luas untuk pembangunan, seharusnya bisa clear,” katanya.
Terkait dana SPI yang akan dikembalikan, menurutnya, hal tersebut lucu.
Menurutnya, Rektorat menilai hal tersebut bukanlah sebuah kesalahan yang fatal.
Padahal menurutnya angka tersebut jika digunakan untuk kegiatan perekonomian pada keluarga mahasiswa sudah bisa untuk membeli apa saja.