Nyepi 2023

Terkait Nyepi Bersamaan Ramadhan, PHDI Bali Tegaskan Tak Ada Toleransi Berlebihan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Terkait Nyepi Bersamaan Ramadhan, PHDI Bali Tegaskan Tak Ada Toleransi Berlebihan

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pelaksanaan Nyepi Tahun Saka 1945 tahun 2023 akan berlangsung bersamaan dengan hari pertama Ramadhan 1444 Hijriah, 22 Maret 2023.

Terkait hal ini, Parisada Hindu Dharma Indonesia sebagai Majelis Agama Hindu telah menyepakati pedoman pelaksanaan upacara tersebut bersama majelis lintas agama dan Kesbangpol Provinsi Bali, melalui rapat 13 Maret 2023 lalu.

Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak menyebut pelaksanaan hari keagamaan Hindu yang bersamaan dengan agama yang lain, bukanlah hal baru.

Hal tersebut sebelumnya pernah terjadi, dan berlangsung secara lancar dan tertib berlandaskan nilai toleransi beragama.

Baca juga: Minggu Wage Uye, Baik Buruknya Hari Ini 19 Maret 2023, Tidak Baik untuk Membangun

"Pelaksanaannya mengacu kepada kesepakatan sebelumnya, tidak ada perubahan krusial. Melihat pelaksanaan sebelumnya yang lancar, sehingga pedoman itu yang jadi rujukan," ungkap Kenak pada Sabtu 18 Maret 2023.

Dia menilai kerukunan umat beragama dilihat dari toleransi beragama di Bali, hingga saat ini berlangsung baik.

Lembaga umat lintas agama disebutnya memiliki komitmen yang sama dalam menjaga ketentraman, keamanan dan kenyamanan dalam beribadah.

Menanggapi isu di Kabupaten Bangli terkait pelaksanaan Nyepi yang bersamaan Ramadhan, Kenak telah berkomunikasi dengan Ketua FKUB Bangli yang juga Ketua PHDI Bangli, Nyoman Sukra.

"Dalam surat yang disepakati di Bangli, sudah diatur bahwa pelaksanaan Sholat Taraweh dilaksanakan di rumah masing-masing. Itu sudah sesuai dengan kesepakatan di tingkat Provinsi," ungkapnya.

Kenak menegaskan, hingga saat ini toleransi di Bali sangat terjaga.

Tidak ada toleransi yang berlebihan.

Untuk itu dirinya mengajak semua pihak untuk menjaga Bali dengan keberagaman suku, agama dan budaya.

Untuk itu dirinya berterima kasih kepada seluruh majelis umat di Bali yang telah bersama menjaga Bali.

Majelis inilah yang disebutnya menjadi benteng kerukunan di Bali, yang didukung serta disepakati oleh masyarakat di Bali.

"Dari dulu kita sangat rukun. Jadi jika ada yang menghembuskan narasi perpecahan, tentu tidak sesuai dengan fakta yang ada. Untuk itu saya mengajak seluruh pihak untuk menjaga Bali dari upacara perpecahan," tuturnya.

Halaman
12

Berita Terkini