Baca tanpa iklan
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Kasus Demam Berdarah Denque (DBD) di Kabupaten Tabanan, untuk periode bulan Januari dan Februari 2023 ada sebanyak 125 kasus.
Kasus ini tersebar di beberapa kecamatan, Dibanding tahun 2022 lalu, terjadi peningkatan signifikan.
Bahkan, peningkatan hingga 5 kali lipat lebih untuk bulan Januari 2023 lalu.
Data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, dalam kurun satu bulan pada Januari 2022 lalu, kasus DBD terjadi hanya sekitar 13 kasus.
Namun, pada periode yang sama di 2023 ini, kasus yang terjadi sampai 72 kasus.
Singkat kata, terjadi kenaikan hingga 500 persen lebih kasus di 2023 ini.
Sedangkan untuk kasus di Februari 2022 1 kasus, dan pada Februari 2023 ini terjadi kasus DBD sebanyak 46 kasus.
Sedangkan untuk data di bulan Maret 2023 sendiri, masih dalam rekapitulasi oleh pihak Dinas Kesehatan.
Baru pada 10 April mendatang data itu akan terekap dari desa hingga ke dinas kesehatan.
Baca juga: Hindari Kena Tilang Oleh Satlantas, Banyak WNA di Kuta Utara Pura-Pura Tak Bisa Bahasa Inggris
Untuk di Januari 2023 Keseluruhan kasus itu tersebar di 24 desa, yang tersebar nyaris hampir di seluruh Kecamatan di Tabanan.
Di Kecamatan Tabanan ada 13 kasus, kemudian Kecamatan Marga 12 kasus, Pupuan 2 kasus, Kerambitan 5 kasus, Kecamatan Baturiti 1 kasus, Kecamatan Selemadeg Timur ada 5 kasus. Kemudian, di Kecamatan Kediri ada 20 kasus,
di Kecamatan Penebel 11 kasus dan Selemadeg ada 3 kasus DBD. Untuk di Selemadeg Barat nihil ada kasus.
Sedangkan untuk 46 kasus DBD pada Februari 2023 lalu, tersebar juga menyeluruh hampir di seluruh Kecamatan.
Kabid P2P Dinas Kesehatan Tabanan, dr Ketut Nariana mengatakan, terkait dengan 126 kasus itu, pihaknya pun melakukan berbagai upaya mulai tindakan fogging yang dilakukan di tiga lokasi, yaitu, gunung siku marga, pekandelan marga, dan pilisan kaba-kaba.
Sedangkan untuk lokasi yang lain dilakukan ialah PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).