"Minyak Ubud itu merupakan minyak dari anak burung yang baru netes, jadi anak ubud itu diambil, dipatahkan tulangnya, nanti besok tulangnya akan nyambung lagi,"
"Nanti anak ubud itu kita oseng, nanti kita ambilnya hari Jumat, lalu kita oseng lalu buatlah minyak untuk membantu patah tulang," ujar pemimpin besar Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) Dayak itu.
Jilah mengaku jika, Ibu Ida Dayak menjadi salah satu orang yang beruntung bisa mendapat karunia dari leluhur mereka.
Baca juga: Ida Dayak Tak Pakai Minyak Bintang untuk Obati Pasien, Sebut Hanya Kepala Suku yang Punya
"Kalau menurut saya, ibu Ida mendapatkan karunia dari Jumbata untuk menolong orang karena zaman ini banyak yang tidak punya uang berobat ke rumah sakit," ucapnya
"Saya rasa ini harus kita dukung, saya yakin ibu Ida juga tulus dan mampu menolong orang. Kita kembali ke jati diri kita, lewat adat tradisional," bebernya.
Menurut Panglima Jilah, adapun minyak Ubud tidak mudah didapat.
"Tidak sema orang bisa membuatnya, barang ini kan tidak mudah mendapatkannya, orang yang diberikan karunia saja," ungkapnya.
Sama seperti Minyak Ubud, Minyak Bintang juga terkenal sebagai tradisi pengobatan di Kalimantan.
"Minyak bintang itu untuk menolong juga bang, yang patah tulang, jatoh, sekarat," ujarnya.
"Minyak bintang itu lewat kapas dimasukin ke lidahnya nanti ditaruh di luar, ditutup dengan kain, tunggu bintang itu keluar bang," beber Panglima Jirah.
Pria kelahiran 1980 ini kemudian berpendapat bahwa yang dilakukan Ida Dayak perlu didukung karena bisa membantu banyak orang.
"Itu juga salah satu karunia yang diberikan jumbata kepada ibu Ida Dayak, itu tidak merugikan orang dan harus kita dukung,"
Ida Dayak Tak Pakai Minyak Bintang untuk Obati Pasien
Minyak yang sebelumnya dianggap oleh para netizen dengan Minyak Bintang ini memang merupakan salah satu warisan budaya.
Namun belakangan diketahui ternyata Ida Dayak tak pakai Minyak Bintang untuk mengobati pasiennya.