Seperti misalnya gaya yang sederhana hingga kerap menyapa masyarakat kecil atau akar rumput.
Diketahui, Joko Widodo menang telak di Bali pada Pemilu 2019 dengan perolehan suara di atas 90 persen.
Disinggung soal kemenangan Ganjar Pranowo di Bali pada Pemilu 2024, Kadek Dwita belum dapat membeberkannya lebih lanjut.
Bagi Kadek Dwita, kendati Ganjar Pranowo dan Joko Widodo cenderung serupa, tetap ada perbedaan di antara sosok tersebut.
Hal tersebut bergantung pada dinamika politik hingga cawapres yang nantinya mendampingi Ganjar Pranowo.
“Untuk persentase (di Bali) kita belum bisa jawab sekarang. Walau mirip (Ganjar dan Jokowi), Ganjar Pranowo bukan Jokowi. Dinamikanya juga msh akan terjadi. Cawapresnya saja belum ada,” pandang Kadek Dwita.
Disinggung soal sosok cawapres pendamping Ganjar Pranowo, Kadek Dwita mengatakan terdapat sejumlah pertimbangan.
Pertimbangannya yakni sosok yang dapat mendongkrak elektabilitas Ganjar Pranowo serta dinamika para elit partai dan koalisi.
Kadek Dwita memprediksi, cawapres pendamping Ganjar Pranowo berasal dari luar PDIP.
Idealnya, cawapres pendamping Ganjar Pranowo merupakan orang partai yang mampu mendongkrak elektabilitas Ganjar.
“Cawapres Ganjar agaknya tidak berasal dari internal PDIP. kemungkinan merupakan nama dari partai lain yang memberi daya dongkrak kepada capres PDIP (Ganjar Pranowo ini.”
“Akan ideal jika ada orang partai yang bisa dongkrak elektabilitas,” pungkas Dr. Kadek Dwita Apriani, S.Sos., MIP, pengamat politik sekaligus Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana.
(*)