Berita Bali

Segera Update Informasi Pasien Meningitis, Dokter Praba Imbau Masyarakat Olah Daging Hingga Matang

Penulis: Putu Yunia Andriyani
Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi meningitis - Lebih lanjut, Dokter Ayu Praba mengatakan kasus Meningitis selalu ada sepanjang tahun terutama setelah perayaan hari raya umat Hindu yang besar. Biasanya, saat itulah mulai musimnya penyakit Meningitis dan mulai banyak pasien yang dirawat di rumah sakit karena Meningitis. Meningitis di Bali sendiri kerap disebabkan karena adanya bakteri Streptococcus Suis dan kondisinya saat ini sudah endemik di Bali. Bakteri ini banyak hidup pada babi dan bisa ditularkan oleh babi (zoonosis). Terkadang babi bisa saja terlihat sehat tetapi sebenarnya ada bakteri di dalam tubuhnya.

Oleh karena itu, pengolahan daging babi yang baik dan benar perlu diperhatikan guna mencegah timbulnya Meningitis.

“Kalau olahan daging babi ini tidak baik, dagingnya tidak matang, maka bakteri itu tidak akan mati dan saat dikonsumsi bakteri itu akan masuk dan hidup dalam tubuh. Masuknya bakteri dalam tubuh inilah yang akan menyebabkan infeksi, di dalam tubuh manusia dan terjadilah Meningitis,” jelas Dokter Ayu Praba.

Olahan lawar plek sendiri telah ada sejak dulu, lantas mengapa baru saat ini gempar olahan daging baban menjadi faktor penyebab Meningitis?

Dokter Ayu menjelaskan kasus Meningitis sebenarnya sudah terjadi sejak lama, namun teridentifikasi sebagai bakteri lainnya.

Kemudian kasusnya semakin meningkat sejak tahun 2014 karena secara spesifik sudah teridentifikasi dengan keberadaan alat hang lebih advance.

Dokter Ayu Praba sendiri sudah banyak menangani kasus Meningitis, sejak dirinya bekerja di bagian neuro infeksi pada tahun 2018.

Sementara itu, terkait dengan oalahan daging babi, termasuk lawar sendiri tidak menjadi permasalahan.

Namun, yang menjadi perhatian adalah kematangan dari oalahan tersebut sehingga menjadi aman untuk dikonsumsi manusia.

“Kalau misalnya daging itu matang sempurna, mungkin saja tetap aman dikonsumsi karena kumannya sudah mati.

Tetapi kalau misalnya olahannya tidak benar, yang berpotensi dan beresiko menyebabkan infeksi Meningitis,” tambahnya.

Daging babi yang diolah belum tentu dapat dipastikan sumbernya, apakah didapat dari pemotongan resmi atau peternakan rumah tangga.

Begitu pula dengan kondisi babi sendiri, apakah dipotong saat sehat atau sakit.

Bahkan terkadang, masyarakat pun tidak dapat membedakan antara babi yang sehat maupun babi yang sakit.

Oleh karena itu, pengolahan hingga daging matang sempurna lebih aman untuk tubuh manusia.

“Itu sebenarnya juga kembali kesadaran masing-masing, kalau misalnya ada yang mengeluh kalau di masak (daging babinya), nanti feelnya berbeda, maka upaya untuk terhindar dari meningitis mungkin akan sulit.

Jadi, sebaiknya usahakan daging babi itu diolah hingga matang sempurna,” tutup dokter Ayu. (*)

Berita Terkini