Inda menekankan, PUTRI Bali bukan government, melainkan asosiasi pengusaha taman rekreasi.
Sehingga anggota-anggotanya juga memiliki usaha yang masih diurus.
“Namun kita bernaung dan berkolaborasi di bawah asosiasi itu untuk saling komunikasi apa pun itu untuk kemajuan Bali dan ketertiban aman nyaman agar kita kompak. Tapi kembali lagi karena masing-masing kita ini pengusaha, jadi saya minta, memang anggota kita belum maksimal karena kita baru pembenahan. Beda dengan ASITA dan PHRI sudah puluhan tahun. Kalau kita baru pembenahan dan satu periode jalan. Dan setiap perizinan yang diberikan taman rekreasi baru apakah sifatnya komunal, private, adventure itu tolong diarahkan menjadi anggota di PUTRI,” ujarnya.
Jika objek wisata menjadi anggota PUTRI Bali, kata Inda, tidak hanya akan mendapatkan pembinaan, namun juga pemerintah akan berkomunikasi dengan asosiasi, tidak dengan orang per orang di taman rekreasi masing-masing.
Contohnya saja saat pandemi Covid-19, asosiasi pariwisata mendapatkan bantuan sembako yang jumlahnya ribuan untuk pekerja pariwisata yang dibagi per asosiasi, seperti PHRI, PUTRI Bali, ASITA dan asosiasi pariwisata lainnya.
“Jadi kalau menjadi anggota PUTRI informasi apa pun, yang update kita bisa naungi. Syarat bergabung di PUTRI bisa menghubungi kami di sekretariat BTB. Juga secara administratif untuk saling kita memiliki kewajiban masing-masing karena PUTRI belum dibiayai pemerintah. Jadi kita itu sama seperti member, ada early annual. Nanti akan ada meeting-meeting bulanan. Itu saja. Yang penting dia taman rekreasi yang berizin. Tidak ada syarat minimal kapan berdiri. Dari baru pun nggak apa-apa. Justru dari baru mereka ingin bergabung,” katanya. (sar)
Kumpulan Artikel Bali