TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Gubernur Bali, I Wayan Koster, secara tegas meminta regulasi-regulasi impor dirombak agar lebih mendukung produksi dalam negeri terutama impor beras, garam dan lain sebagainya.
"Sebagai negara agraris tidak semestinya kita mengimpor beras, garam, bawang putih. Dan regulasi semuanya yang berkaitan dengan impor, regulasi yang ramah impor menurut saya harus dirombak radikal agar pro rakyat dan pro daerah di Indonesia," ungkap Gubernur Koster saat memberikan sambutan dalam pembukaan Musrenbangnas Penyusunan RPJPN 2025-2045, Senin 22 Mei 2023 di BNDCC, Nusa Dua, Badung.
Menurutnya banyak sekarang ini perpres yang muncul terbit pada zamannya orde baru, masih berlaku sampai sekarang dan sangat menyulitkan kita memberdayakan potensi ekonomi daerah.
Peraturan dibangun dengan serius dari hulu tapi ketika di hilir impor beras, datang maka petani kita tidak dapat menikmati harga dari beras karena macet, yang laku adalah beras impor.
Baca juga: Buronan Interpol Asal Kanada Tertangkap di Bali, Diduga Lakukan Penipuan dan Pemalsuan!
Baca juga: Nelangsa Lansia Sebatang Kara, Rumahnya Kebakaran Kena Api Obat Nyamuk
Beras lokal kita lebih mahal sehingga tidak laku, dan Bulog menerapkan peraturan pemerintah untuk membeli beras dengan harga pembelian pemerintah (HPP) dan dibelinya dibawah HPP tidak berani membeli beras di atas HPP.
"Beras lokal kita diatas HPP tidak laku jadinya. Tempo hari saya diskusi dengan Bulog Bali mau bawa beras 5.000 sampai 10.000 ton ke Bali, saya tanya beras dari mana. Beras impor, sori pak saya tidak setuju bawa beras impor ke Bali," ungkap Gubernur Koster.
Ia menambahkan, bahwa Bali ini surplus beras masa surplus kita mau impor, kalau Bulog mau beli belilah berasnya dari petani kita jangan beli beras dari Vietnam.
"Menurut saya begitu harusnya. Walaupun lebih mahal tapi ya mensejahterakan rakyat kita. Lebih murah di sana kita beli yang sejahtera petani di Vietnam. Menurut saya ngapain. Kalau kita Bali berani membeli ini (beli beras lokal) maka ekonominya akan memutar di dalam negeri. Tidak kita menggerakkan ekonomi luar ke dalam negeri," imbuhnya.
Ia menegaskan, bagaimana Indonesia ini bisa berdaulat di bidang pangan, bukan lagi ketahanan pangan dan tentu Indonesia mampu.
"Mampukah Indonesia? saya yakin mampu, sangat mampu," ucap Gubernur Koster.
Sebagai informasi sebelumnya, pemerintah akan melakukan impor beras lagi tahun ini ditujukan sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog.
Rencana tersebut menyusul adanya potensi kemarau panjang yang disebabkan adanya el nino tahun ini.
Upaya tersebut untuk mencegah agar tidak terjadi kekurangan stok beras saat musim kemarau panjang tiba.
Sehingga negara bingung mencari ketersediaan beras karena musim kemarau panjang diperkirakan juga terjadi di negara lainnya.
Maka rencana importasi beras sebagai CBP merupakan antisipasi potensi tersebut.