JAKARTA, TRIBUN-BALI.COM - Ketua Umum Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi mengatakan, Presiden Jokowi masih berupaya menyatukan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Menurut Budi, hal itu diketahuinya setelah dirinya menanyakan langsung kepada Presiden Jokowi.
"Terakhir juga bicara dengan presiden, 'gimana pak?' Masih usaha (kata jokowi) untuk itu (menyatukan)," kata Budi di kantor DPP Projo, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (25/5).
Dia menilai, idealnya Ketua Umum Partai Gerindra dan Gubernur Jawa Tengah itu menjadi sepasang calon di Pilpres 2024.
Terkait konfigurasinya, Budi menuturkan, tergantung kesepakatan nantinya akan seperti apa.
"Gini. Idealnya Pak Prabowo dan Pak Ganjar jadi satu. Idealnya nih. Atau lah Ganjar-Prabowo, Prabowo-Ganjar," ujarnya.
Namun, Budi mengakui, upaya menyatukan kedua figur tersebut menjadi sepasang calon di Pilpres 2024 sangat sulit.
Sebab, PDIP sudah mengumumkan Ganjar sebagai Capres, sementara Gerindra tetap bersikukuh Prabowo sebagai Capres.
"Usaha persatuan itu tetap ada, kalau kenyataannya agak sulit ya sudah, gitu. Karena kita juga melihat kemungkinan berpisah juga ada. Kemungkinan bersatu juga ada," tegasnya.
Pada sisi yang lain, Budi Arie Setiadi mengeklaim jika Presiden Jokowi tak setuju wacana duet Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka.
Baca juga: Sesepuh Banteng Bali Dukung Ganjar Pranowo di Pemilu 2024, Optimistis Menang 95 Persen di Bali
Menurut Budi, hal itu diketahuinya juga setelah menanyakan langsung kepada Jokowi.
Dia menyebut, Jokowi menolak wacana duet itu lantaran Gibran baru dua tahun menjabat sebagai Wali Kota Solo.
"Pak Jokowi bicara sama saya. Pak Jokowi saya tanya 'ini ada wacana Pak Prabowo-Gibran'. Terus Jokowi bilang 'jangan lah Mas Gibran baru 2 tahun jadi wali kota'," kata Budi.
Budi juga merespons tudingan yang menganggap Jokowi bermain dua kaki terkait dukungan Pilpres 2024 nanti.
Sebaliknya, Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) justru berkelakar Jokowi berkaki seribu.