TRIBUN-BALI.COM - Biarlah orang lain hidup dengan caranya sendiri.

Karena kita pun memiliki strategi hidup sendiri, dengan berbagai latar belakang pengalaman yang pernah kita alami.

Jangan biarkan hidup kita, dikacaukan oleh keburukan sikap dan sifat yang dimiliki oleh orang lain.

Kita tidak akan pernah bisa menghalangi orang lain, untuk menilai baik buruknya diri kita.

Tugas kita hanya berbuat baik dan benar seperti yang kita yakini.

Yaitu, kebaikan yang didalamnya mengandung kebenaran, dan Kebenaran yang dijalankan dengan cara kebaikan.

Baca juga: Mabuk! Johan Palak dan Ancam Pengendara Dengan Gunting Di Perempatan Kediri Tabanan Bali

Baca juga: Wisman Perancis Nyaris Diperkosa Saat Menginap di Bangli

Biarlah semesta yang memberikan respon sebagaimana mestinya.

Jika hati kita sudah kehilangan kemampuan, untuk memaafkan kesalahan orang lain, biarlah hati kita berserah kepada Tuhan sebagai yang maha pemurah dalam memaafkan.

Jangan sampai kemarahan yang tersisa dalam batin, menjadi sampah yang sewaktu-waktu membusuk lalu meracuni pikiran kita sehingga kehilangan akal sehat.

Jangan sampai kebencian menumpuk dalam hati kita, sehingga hati menjadi mati rasa kehilangan kepekaaannya untuk menjaga kerendahan hati dan akhirnya menjadikan kita pribadi pemarah yang tinggi hati.

Jika kita gagal mengelola pikiran dan hati maka misi perang conscious mind, yang mereka lancarkan telah berhasil baik.

Strategi perang conscious mind adalah strategi perang batin, yang dilancarkan oleh orang lain yang punya ambisi, emosi dan nafsu untuk menjegal kehidupan kita.

Menghadapi situasi seperti itu yang dibutuhkan, adalah strategi counter yang disebut strategi subconscious mind yaitu bagaimana menyelamatkan diri dari pengaruh buruk yang sengaja orang lain ciptakan melalui fitnah, hinaan, penghakiman, cibiran, hasutan agar kita tersiksa oleh pikiran sendiri.