Berita Karangasem

Sisa Cadangan Air di Karangasem Cukup Sebulan Lagi, Bak Penampung Kian Surut, Warga Mulai Irit

Penulis: Saiful Rohim
Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Kekeringan mulai melanda Karangasem. Air hujan yang ditampung di bak bernama cubang hanya cukup untuk satu bulan lagi. Warga pun cemas dan mulai mengecek sumber air yang ada. Kelian Banjar Tanah Barak, Desa Seraya Timur, Karangasem, Made Putra mengungkapkan, pasokan air warga menipis sejak bulan Juli kemarin. Hujan sudah tak turun lagi dan otomatis warga tak bisa mengisi cubang.

TRIBUN-BALI.COM - Kekeringan mulai melanda Karangasem. Air hujan yang ditampung di bak bernama cubang hanya cukup untuk satu bulan lagi. Warga pun cemas dan mulai mengecek sumber air yang ada.

Kelian Banjar Tanah Barak, Desa Seraya Timur, Karangasem, Made Putra mengungkapkan, pasokan air warga menipis sejak bulan Juli kemarin. Hujan sudah tak turun lagi dan otomatis warga tak bisa mengisi cubang.

"Kalau sumber air di pemandian Kanakan masih banyak. Masyarakat jarang ambil air ke sana karena letaknya jauh. Sementara ini warga masih punya stok air hujan," ujar Made Putra, Senin (7/8).

Ia menjelaskan, air hujan yang ditampung di bak cubang tersebut dipakai untuk memasak, minum, mencuci, dan bahkan untuk ternak. Warga sudah mulai mengirit pemakaian air karena khawatir kekurangan.

Baca juga: Polisi Siap Gelar Perkara Kasus Keracunan Miras! Satu dari Lima Peminum Masih Dirawat di RSU Tabanan

Baca juga: Ada Temuan 723 Akomodasi Wisata Baru di Tabanan, Sebagian Besar Belum Dilaporkan ke Otoritas

Baca juga: Ketua Yayasan Pembuka Donasi Sudah Diperiksa! Kasus Dugaan Eksploitasi Anak Segera Gelar Perkara

Ilustrasi - Kekeringan mulai melanda Karangasem. Air hujan yang ditampung di bak bernama cubang hanya cukup untuk satu bulan lagi. Warga pun cemas dan mulai mengecek sumber air yang ada. Kelian Banjar Tanah Barak, Desa Seraya Timur, Karangasem, Made Putra mengungkapkan, pasokan air warga menipis sejak bulan Juli kemarin. Hujan sudah tak turun lagi dan otomatis warga tak bisa mengisi cubang. (Kompas.com)

"Untuk sebulan ke depan masih bisa. Cadangan air di Kayuhan (pemandian) Kanakan masih ada. Kemarin saya mengecek ke sana sambil cari pakan ternak. Tapi jaraknya lumayan jauh, dua kilometer," kata dia.

Seraya Timur merupakan daerah yang sering kesulitan mendapat air bersih saat memasuki musim kemarau. Jumlah warga yang sering kesulitan air bersih mencapai 500 kepala keluarga (KK). Mereka tinggal di Banjar Tanah Barak, Bukit Catu, Tiing Jalas, serta Tukad Buah. Kalau kekeringan, mereka terpaksa membeli air.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan, belum ada laporan kesulitan air bersih. Kata dia, warga yang berada di daerah tinggi dan kering kemungkinan masih punya cadangan air.

Namun ia tegaskan, pihaknya siap mensuplai jika ada permintaan pengiriman air. "Kami sudah siap seandainya ada usulan permintaan air, apalagi masuk musim kemarau," demikian kata Arimbawa.

Berdasarkan pemetaan BPBD Karangasem, ada 34 desa berpotensi kesulitan air bersih di musim kemarau ini. Daerah itu berada di dataran tinggi seperti beberapa desa di Kecamatan Kubu, Abang, dan Karangasem.

Daerah yang kesulitan memperoleh air karena sedikit ada sumber air dan lokasinya berada di ketinggian dengan tanah yang kering. Hal ini bisa ditemui di Ban bagian atas, Tianyar bagian atas, Tianyar Barat bagian atas, Baturinggit atas, Tulamben atas, hingga Kedampal atas.

"Untuk tahun sekarang jumlah desa yang kesulitan air bersih saat kemarau mengalami penurunan. Ada beberapa yang sudah menemukan sumber mata air baru dan buat Pamsimas seperti di Desa Sukadana dan Desa Ban," ujarnya. (ful)


Prioritas Desa yang Ajukan Permohonan

BPBD Karangasem telah koordinasi dengan instansi lainnya untuk antisipasi kesulitan air bersih. Kepala BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengaku sudah menghubungi Dinas Sosial, Palang Merah Indonesia (PMI) Karangasem, PDAM Karangasem, dan pihak perbankan.

"Kami sudah koordinasi dengan instansi terkait. Mereka menyatakan siap, hanya saja tidak maksimal karena minimnya anggaran. Maka kami prioritaskan ke desa yang mengusulkan bantuan air bersih ke instansi. Bantuan air ditempatkan di cubang umum," kata Arimbawa.

Namun sampai saat ini, belum ada desa yang membutuhkan pasokan air bersih. Kata dia, sebagian besar warga yang tinggal di wilayah perbukitan masih memiliki cadangan air. "Sampai sekarang belum ada desa yang mengusulkan air bersih. Kami hanya menunggu," jelas Arimbawa. (ful)

Berita Terkini