TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Peristiwa kebakaran di tengah musim kemarau panjang ini menjadi atensi serius.
Sebab, di tahun ini sudah ada 44 peristiwa kebakaran dan enam di antaranya adalah kebakaran lahan.
Kebakaran lahan sebagian besar dipicu karena adanya warga yang membakar sampah di areal tersebut.
Baca juga: DLH Gianyar Sudah Antisipasi Kebakaran TPA Temesi Dengan Penyemprotan Berkala
Masyarakat diingatkan agar tidak membakar sampah di tegalan atau lahan perkebunan karena bisa berdampak serius bahkan fatal.
Menurut data yang diperoleh, 6 lahan yang mengalami kebakaran di antaranya terjadi di bulan Maret dan Juni masing-masing 1 kejadian. Kemudian dua kejadian masing-masing di bulan September dan Oktober.
Baca juga: BREAKING NEWS : TPA Suwung Kebakaran, Diduga Akibat Gas Metana dari Tumpukan Sampah
Kebakaran teranyar terjadi lahan perkebunan milik warga di Banjar Air Anakan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Kamis 12 Oktober 2023 kemarin.
Peristiwa tersebut dipicu oleh warga yang melakukan bersih-bersih pada areal kebunnya kemudian membakar sampah.
Baca juga: Siagakan Petugas Antisipasi Dampak Kebakaran Karena Kemarau Panjang di TPA Mandung
Tak lama, api yang mulai membesar kemudian merembet ke lahan lainnya. Sedikitnya, ada 5 are lahan perkebunan milik warga terbakar.
Petugas mengerahkan empat unit mobil damkar dan menghabiskan sedikitnya 14.500 liter air untuk penanganan.
"Ada puluhan peristiwa kebakaran yang terjadi di Jembrana sampai Oktober ini. 6 diantaranya kebakaran kebun atau lahan warga," ungkap Kasatpol PP Jembrana, I Made Leo Agus Jaya saat dikonfirmasi, 13 Oktober 2023.
Baca juga: Siagakan Petugas Antisipasi Dampak Kebakaran Karena Kemarau Panjang di TPA Mandung
Dia menjelaskan, sebagian besar kebakaran lahan yang terjadi dipicu oleh warga yang membakar sampah pada areal lahannya. Ketika api membesar, kemudian merembet ke lahan sekitarnya.
"Kami imbau agar jangan membakar sampah sembarangan terutama di kebun. Mengingat saat ini musim kemarau yang berpotensi kebakaran terjadi semakin meluas," imbaunya.
Baca juga: 645 Ha Hutan Gunung Agung Bali Terbakar, Ini Kebakaran Terbesar Sejak 10 Tahun Terakhir
Selain membakar sampah, kata dia, pemicu lainnya adalah membuang puntung rokok sembarangan.
Di tengah musim kemarau ditambah angin kencang saat ini, mungkin terjadi kebakaran, terutama lahan.
Namun begitu, peristiwa kebakaran lain juga kerap disebabkan oleh api dupa, korsleting listrik, dan lainnya.
"Mari bersama-sama antisipasi agar tidak sampai terjadi peristiwa tersebut. Jika melihat peristiwa kebakaran agar segera melapor ke kami untuk segera ditangani," tandasnya. (*)