TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pusat Koordinasi Hindu Indonesia (Puskor Hindunesia) menolak program nyamuk dengan bakteri Wolbachia untuk diterapkan di Bali.
Bahkan pihak Puskor meminta agar program tersebut dibatalkan dan bukan ditunda.
Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua Umum Puskor Hindunesia, Ida Bagus K. Susena saat dihubungi Senin, 13 November 2023.
Baca juga: Nyamuk Mengandung Wolbachia akan Disebar di Buleleng, Upaya Menekan Kasus DBD
Susena menambahkan, sejak muncul program yang digagas Save the Children dan World Mosquito, pihaknya telah menolak.
Hal ini karena tak dijelaskan secara rinci dampak negatif ke depannya dari program ini dan menurutnya sosialisasi yang dilakukan ke masyarakat juga tidak maksimal.
Apalagi pihaknya meyakini jika program ini merupakan rekayasa genetika dan bukan alami.
Baca juga: Telur Nyamuk Wolbachia Ditebar di Pemecutan Kelod, Sasar 501 Rumah untuk Menekan Sebaran DBD
“Alasan krusialnya adalah kami mendapatkan banyak informasi yang memang independen dan akurat tentang program ini, dimana banyak hal yang disembunyikan yang seharusnya diketahui publik,” kata Susena.
Pihaknya pun mengaku penolakan ini dengan menggandeng ahli kesehatan dan mendapatkan data yang faktual tentang rencana ini.
Menurutnya, hal ini jelas-jelas rekayasa genetik, karena menempatkan bakteri di tubuh nyamuk kemudian ditelorkan memerlukan sebuah rekayasa.
Baca juga: Kasus DBD di Denpasar Menurun, Agustus 2023 Hanya 29 Kasus, November 2023 Rilis Nyamuk Wolbachia
Alasan lain pihaknya menolak yakni sampai saat ini belum ada jurnal ilmiah yang memuat keberhasilan dari program ini.
“Kemudian secara logika, kita memberantas nyamuk dengan mendatangkan 200 juta nyamuk, itu sama dengan memperbanyak nyamuk dengan cara impor,” katanya.
Selain itu, sejak lama Bali juga sudah memiliki sistem niskala dalam penanganan wabah penyakit.
Susena tak mau Bali digunakan sebagai tempat untuk melakukan percobaan.
Apalagi di Bali tak hanya ada nyamuk aedes aegypti, namun ada jenis nyamuk lainnya.
Baca juga: Metode Baru, 10 Juta Nyamuk Wolbachia Akan Dilepas, Buleleng Kasus DBD Tertinggi di Bali
“Belum pernah dijelaskan bagaimana kalau Wolbachia ini berinteraksi dengan nyamuk selain aedes aegypti ini. Apalagi Bali merupakan daerah pariwisata yang rentan dengan isu ini,” imbuhnya.
Bahkan menurutnya, orang asing yang tahu program ini mendesak agar orang Bali menolak program ini.
Selain Puskor, Susena mengatakan beberapa komunitas lain yang menolak yakni Save Bali from The Mosquitos, Bali Solidarity, hingga Gladiator Bangsa.
“Kami berada di bawah satu payung dan mengisi petisi secara formal. Kami juga sudah melaporkan Save the Children dan World Mosquito ke Polda Bali karena kelihatan bahwa proyek ini tanpa pertimbangan dan matang dan tidak disosialisasikan dengan benar,” katanya. (*)