“Anak saya sudah umur 16 Tahun sudah SMA. Awal saya open status (ODHIV) minta izin dulu ke dia karena kan kalau saya open status di jauhi oleh teman-temannya ternyata dia cuek saja toh dia bisa buktikan dia lahir dari ODHIV dan tidak tertular. Banyak temannya anak saya yang follow saya jadi sekalian ngedukasi,” terang perempuan berusia 32 Tahun ini.
“Saya sering kali mengatakan bahwa saya bersyukur menjdi HIV karena lebih bisa menjaga kesehatan saya dimana kalau orang-orang disuru cek kesehatan atau gula darah saja takut kalau saya rutin 6 bulan sekali tes. Lebih aware kesehatan,” tambahnya.
Kini Ika bekerja di LSM, Forum Peduli AIDS (FPA) Bali sebagai pendamping.
Ia pun memberikan saran kepada ODHIV diluaran sana agar tetap fokus ke kegiatan.
Kalau bekerja ya bekerja kalau sosialisasi ya sosialisasi yang jelas harus minum obat dengan disiplin dan pola hidup di jaga.
“Sebetulnya diabet itu lebih susah karena makan ini tak boleh makan itu tak boleh kalau kita ODHIV mau makan seperti apapun boleh yang penting obatnya,” tutupnya.