Konflik Palestina Vs Israel

Momen Benjamin Netanyahu 'Diejek' Keluarga Sandera Karena Tak Mampu Bebaskan Mereka

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet di pangkalan militer Kirya, yang menampung Kementerian Pertahanan Israel, di Tel Aviv pada 24 Desember 2023. -- Hamas mengomentari rencana Netanyahu untuk pindahkan penduduk Palestina ke negara lain.

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Momen Benjamin Netanyahu 'diejek' keluarga sandera karena tak mampu bebaskan mereka yang masih ditahan oleh Hamas.

Benjamin Netanyahu Israel diejek oleh keluarga sandera karena ketidakmampuannya untuk membebaskan sandera yang masih ditahan di Gaza oleh Hamas. 

Dalam salah satu pidato yang dilakukannya di gedung parlemen, pria yang sering dipanggil Bibi ini mendapatkan respon keras dari keluarga sandera yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza. 

Salah satu isi pidato Netanyahu adalah janjinya untuk membebaskan para sandera beserta durasi berlangsung perang yang diperkirakan akan terus terjadi hingga bulan Februari 2024 mendatang. 

Baca juga: Kelaparan di Gaza Terancam Berkepanjangan Jika Perang Hamas-Israel Tak Segera Berakhir

Di tengah pengunjuk rasa yang hadir, Netanyahu berjanji untuk membawa pulang para tahanan yang masih tersisa. 

Namun, teriakan keluarga dapat terdengar memenuhi galeri. 

"Sekarang! Sekarang!" Seru keluarga yang hadir. 

Netanyahu merespon jika para tawanan pasti akan dipulangkan oleh pemerintah, hanya saja dibutuhkan lebih banyak waktu oleh komandan militer untuk melakukannya. 

“Sampai sekarang, kami tidak akan berhasil melepaskan lebih dari 100 sandera tanpa tekanan militer,” terang Netanyahu.

Dilansir Serambinews.com, Netanyahu juga menyebutkan jika meraka tak akan bisa melepaskan tawanan jika tidak ada tekanan militer. 

“Dan kami tidak akan berhasil melepaskan semua sandera tanpa tekanan militer.”

Sebuah kesepakatan yang ditengahi pada akhir November oleh Amerika Serikat, Qatar dan Mesir menghasilkan pembebasan lebih dari 100 dari sekitar 240 tawanan yang dibawa ke Gaza selama serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.

Baca juga: Bak Kuburan Bagi IDF, Hamas Dorong Tentara Israel Mundur dari Gaza

Israel mengatakan 129 tawanan masih ditahan di Gaza. Tiga dari mereka dibunuh secara tidak sengaja oleh pasukan Israel bulan ini.

“Kami tidak akan berhenti sampai kemenangan,” kata Netanyahu di tengah teriakan para pengunjuk rasa di parlemen.

Anggota keluarga para tawanan duduk di ruangan sambil memandang ke bawah ke arah perdana menteri, memegang poster kerabat mereka di balik kaca Plexiglass galeri dan sesekali menyelanya.

Pidato Netanyahu disampaikan setelah partainya, Likud, melaporkan bahwa ia mengunjungi Jalur Gaza pada hari Senin dan berjanji untuk meningkatkan serangan Israel di sana.

Tak lama setelah dia kembali, Netanyahu mengatakan perang masih jauh dari selesai.

Dia mengatakan itu adalah spekulasi media yang salah bahwa pemerintahannya mungkin akan mengakhiri pertempuran.

Baca juga: Jerit Palestina di Malam Natal Saat Israel Jatuhkan Serangan Maut di Kamp Al-Maghazi, 70 Orang Tewas

“Kami tidak akan berhenti. Kami terus berjuang, dan kami semakin mengintensifkan pertempuran dalam beberapa hari mendatang. Ini akan menjadi perang panjang yang tidak akan berakhir,” kata pemimpin Israel itu.

Kementerian Keuangan Israel mengatakan perang tersebut, yang diperkirakan akan berlangsung hingga Februari, kemungkinan akan menimbulkan biaya tambahan setidaknya $14 miliar pada anggaran tahun 2024.

EKS PM Israel Juluki Netanyahu Sebagai Bahaya Israel

Eks Perdana Menteri, Ehud Barak sebut Benjamin Netanyahu sebagai ancaman besar Israel, mesti dijatuhkan.

Eks Perdana Menteri Israel, Ehud Barak menyerukan tentang bahaya Benjamin Netanyahu bagi bangsanya.

Sebut Perdana Menteri yang sedang menjabat sebagai bahaya yang menjatuhkan.

Hal tersebut dengan lantang ia serukan setelah Netanyahu dianggap menempatkan posisi Israel dalam marahabaya.

Dilansir Tribunnews.com, Barak menggambarkan Netanyahu sebagai sosok yang tidak dapat dipercaya dan hanya peduli pada kepentingannya sendiri.

Dalam sebuah wawancara dengan Radio Ibrani, Jumat (22/12/2023) Barak mengomentari kritik Netanyahu terhadap Perjanjian Oslo, dan wanti-wantinya terhadap pembentukan Negara Palestina.

“Netanyahu mencoba mengintimidasi Israel dengan perjanjian yang ditandatangani 30 tahun lalu dan dia secara pribadi berpartisipasi dalam penerapannya, mencoba meyakinkan mereka kalau dialah satu-satunya pahlawan yang mampu menyelamatkan mereka dari bahaya,” kata Barak dalam laporan tersebut.

Baca juga: Joe Biden Pastikan Pemerintah AS Tak Minta Benjamin Netanyahu Untuk Lakukan Gencatan Senjata

Dia menambahkan dengan nada meremehkan kredibilitas Netanyahu sebagai nahkoda yang akan membuat kapal karam.

“Netanyahu memimpin Titanic Israel, dan menenggelamkan kami saat kami berada di dalamnya, dan sekarang dia menuntut untuk meletakkan tangannya di kemudi kapal penggantinya,” tambahnya.

“Kita harus menjatuhkannya, sekarang! Karena dia adalah beban dan bahaya yang mengancam Israel,” tambahnya.

Popularitas Netanyahu di kalangan Yahudi Israel berada pada titik terendah.

"Baik lawan-lawannya maupun sekutu tradisionalnya menyerukan agar dia mengundurkan diri setelah perang saat ini berakhir," tulis laporan Memo mengutip pemberitaan media-media Israel.

Sebagian artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Netanyahu Dicemooh Keluarga Tawanan yang Ditahan Hamas, Akui Sulit untuk Bebaskan Sandera

Berita Terkini