TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pemkot Denpasar terus berupaya untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Kota Denpasar.
Bahkan di tahun 2024 ini, ditarget kemiskinan ekstrem menjadi nol persen.
Apalagi saat ini Pemkot Denpasar telah memiliki data kemiskinan ekstrem by name by address.
Berdasarkan data terdapat 330 kepala keluarga yang berada di garis kemiskinan ekstrem atau 1.322 jiwa.
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, indikator kemiskinan ekstrem di Denpasar yakni penghasilan satu KK berada di bawah Rp 778 ribu.
Baca juga: Pemkot Denpasar Rancang 17 Unit Bedah Rumah di APBD Induk Tahun 2024
“Untuk mengatasi kemiskinan ekstrem ini, kami melakukan berbagai upaya termasuk bedah rumah,” katanya.
Selain itu, juga bisa terserap di dunia kerja dengan menyiapkan skill sesuai dengan keahliannya.
“Bila dalam satu keluarga tersebut sudah mampu terserap di dunia kerja, maka mereka akan mampu keluar dari kategori kemiskinan ekstrem,” katanya.
Dalam upaya untuk mengurangi kemiskinan dan kemiskinan ekstrem, pihaknya telah memiliki beberapa program yang dilakukan beberapa OPD.
Baca juga: Bentara Budaya Kunjungan dan Sosialisasi di SMKN 1 Sukawati
Demikian pula peningkatan kualitas SDM dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang sering dilakukan Disperindag atau OPD lainnya.
Demikian pula di Dinas Tenaga Kerja ini diharapkan mampu memberikan satu pekerjaan untuk keluarga yang kategori kemiskinan ekstrem.
Karena dengan adanya kesempatan kerja, akan mampu keluar dari kemiskinan.
Tahun 2023 lalu, Pemerintah Kota Denpasar juga meraih dukungan dalam upaya pengentasan kemiskinan ekstrim dari pusat.
Dimana, Ibu Kota Provinsi Bali ini menerima dana insentif fiskal dari Pemerintah Pusat yang penyerahannya dilaksanakan secara simbolis oleh Wakil Presiden, K.H. Ma'ruf Amin dan diterima Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa.
Dalam kesempatan tersebut, Pemkot Denpasar mendapatkan dana insentif dengan total sebesar 11.902.129.000.