Sehingga, Demer mengatakan Golkar Bali perlu menghadirkan tokoh kuat guna memperlebar peluang meraih kursi DPR RI pada Pemilu 2029 mendatang.
“Enggak (suara pecah). Kalau begitu kan artinya semuanya terisi. Perlu tokoh lagi di Golkar untuk bisa menambah suara,” bebernya.
Sementara untuk kursi DPRD Bali, Golkar kehilangan wakilnya dari Dapil Jembrana.
Sehingga, Golkar disebut hanya berhasil mengamankan 7 kursi DPRD Bali pada Pemilu 2024 ini dari 8 kursi yang berhasil diraih pada Pemilu 2019 lalu.
“DPRD (Bali) kita turun. Dari 8 jadi 7. Kita berkurang satu di Kabupaten Jembrana,” ujarnya.
Lantaran hanya mengamankan 7 kursi DPRD Bali, artinya kekuatan Golkar di DPRD Bali hanya 12,7 persen.
Dalam rangka menghadapi Pilgub Bali 2024, Golkar harus mencari kawan koalisi guna menggenapkan 20 persen kekuatan di DPRD Bali agar dapat mencalonkan sosok dalam Pilgub Bali.
Menanggapi hal ini, Demer mengatakan pihaknya tengah memantau situasi dan kondisi yang kini berkembang.
“Kita masih lihat situasi dan kondisi yang berkembang. Belum bermunculan juga siapa-siapa yang mau,” tuturnya.
Begitu juga dengan potensinya untuk ikut dalam perebutan kursi Bali 1, Demer tak dapat berbicara banyak.
Sebab, situasi politik dikatakan masih dinamis.
“Kita lihat nanti ya. Masih cair ini,” pungkas Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Bali, NTB, NTT DPP Golkar Gde Sumarjaya Linggih alias Demer.(*)