"Kami merasa terhormat, bila dilibatkan dalam upaya penyelamatan lingkungan ini. Dan saya pastikan, kami terbuka ketika Bali dijadikan percontohan dalam perlindungan alam," tuturnya.
Ia berharap sikap ini juga mendapat perhatian dan dukungan dari Pemerintah Daerah di Bali.
Sehingga aksi dan hasil yang menjadi tujuan utama dapat tercapai dengan optimal.
Sementara, Direktur Eksekutif PPIM UIN Jakarta, Didin Syafruddin, MA., Ph.D. menyebut bahwa kegiatan ini diikuti 91 peserta potensial.
Mereka dipilih dari aktivis gerakan lingkungan berbasis kearifan lokal, keagamaan dan kepercayaan.
Peserta terpilih antara lain Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA), Kader Hijau Muhammadiyah (KHM).
Generasi Muda Indonesia Bela Lingkungan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (GEMILANG LDII), Bumi Langit Institute, MOZAIK, Yayasan Hadji Kalla, dan Yayasan Bina Bhakti Lingkungan.
Kristen Hijau, Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) NTT, Masyarakat Adat Dayak Iban Rumah Betang Sungai Utik Kalbar, dan Sanggar Hijau Indonesia.
Parisada Hindu Dharma (PHDI) Bali, Adat Musi Sulawesi Utara, Komunitas Adat Ammatoa Kajang SulSel, Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), dan Komunitas Save Ake Gaale Malut. (*)
Kumpulan Artikel Bali