TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Kamar jenazah di Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada, Kapal, Badung sempat overload pada hari raya Kuningan dan Nyepi.
Kendati demikian saat ini sudah kembali normal, namun pihak rumah sakit masih tetap waspada mengingat akan ada upacara di Pura Besakih.
Saat overload atau banyaknya masyarakat yang menitipkan jenazah, pihak Rumah Sakit sampai mendirikan tenda untuk menampung jenazah yang dititipkan.
Dirut RSD Mangusada, dr Ketut Darta saat dihubungi Minggu 17 Maret 2024 mengakui adanya lonjakan penitipan jenazah pasca hari raya Kuningan dan Nyepi.
Bahkan dalam mendirikan tenda, pihaknha sampai meminta bantuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Iya betul masyarakat yang menintipkan jenazah disini sempat melonjak. Sehingga kami meminta bantuan BPBD untuk mendirikan tenda. Sebab, ruang jenazah sudah overload," ujarnya.
Pihaknya mengaku, lonjakan penitipan jenazah terjadi menjelang Hari Raya Kuningan dan Nyepi Saka 1946, dimana tidak ada hari baik menurut Hindu untuk melaksanakan upacara ngaben. Setidaknya, 63 jenazah yang dititipkan selama perayaan tersebut.
"Daya tampung kita kan hanya 40 jenazah, namun kemarin sempat mencapai 63an jenazah, sehingga kelebihanya ditempatkan sementara di tenda. Kami juga antisipsi kedepan karena banyak hari raya, termasuk kita antisipasi hari raya suci yang akan datang," ucapnya.
Namun saat ini, kata dr Ketut Darta kondisi penitipan jenazah mulai berangsur-angsur normal pasca hari raya.
Baca juga: Atasi Banjir, Saluran Air di Desa Kalibukbuk Bakal Dikeruk
Mengingat masyarakat sudah mulai mengambil jenazahnya.
"Sekarang sudah mulai normal, karena sudah banyak yang diambil mungkin sudah boleh Ngaben, jadi kemarin saya sudah minta pak wadir untuk membongkar," jelasnnya.
Sebelumnya, Manajemen RSD Mangusada Kabupaten Badung berencana membangun fasilitas pemulasaran jenazah dan rumah singgah untuk keluarga pasien.
Rencana pengembangan layanan kesehatan ini tertuang dalam Rencana Strategi Bisnis RSD Mangusada Kabupaten Badung Tahun 2021-2026.
Kondisi saat ini menunjukkan bahwa setiap harinya terdapat 20 hingga 30 jenazah yang harus ditangani.
Namun, fasilitas yang tersedia hanya peti dan formalin, tanpa adanya fasilitas pembekuan.
Karena itu, pembangunan fasilitas pemulasaran jenazah diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
"Pengembangan fasilitas pemulasaran jenazah ini sangat dibutuhkan mengingat keterbatasan fasilitas yang kami miliki. Ke depan kami berharap dapat dibantu dalam penyediaan lahan dan pembangunan rumah duka. Ini bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi rumah sakit," imbuhnya (*)