TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Kabupaten Klungkung memperkenalkan inovasi kluster unggulan rumput laut saat mengikuti penilaian Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Tahun 2024, yang digelar Kementerian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional /Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/BAPPENAS) RI.
Inovasi ini menekankan pengembangan komoditas rumput laut secara berkelanjutan, untuk mendukung industri pariwisata yang tengah berkembang pesat di Nusa Penida.
"Inovasi yang kami lakukan adalah sinergi pengembangan produk unggulan ini (rumput laut), dengan pengembangan destinasi pariwisata, hingga menciptakan rantai pasokan rumput laut dan produk olahannya untuk menunjang terciptanya destinasi wisata rumput laut Kepulauan Nusa Penida,” ungkap Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Klungkung I Ketut Budiarta, Rabu (3/4/2024).
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Badung Suyasa Apresiasi Pemerintah Cairkan THR Untuk ASN
Budiarta mengatakan, inovasi itu dilatar belakangi dengan ketimpangan pendapatan penduduk Nusa Penida yang bekerja di sektor perikanan dibandingkan pekerja pariwisata.
Jumlah penduduk miskin tertinggi di NP (39 persen) dimana 60% di antaranya bermata pencarian di sektor pertanian termasuk nelayan, sedangkan dampak pandemi mengakibatkan kemerosotan sektor unggulan pariwisata.
Padahal komoditas rumput laut dianggap sangat menjanjikan dikembangkan di Nusa Penida. Rumput laut terbukti memberikan alternatif mata pencarian, bagi masyarakat Nusa Penida yang kehilangan pekerjaan sektor pariwisata akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Tim SAR Gabungan Berhasil Evakuasi 5 Kru KM Naga Mas Perkasa 58 di Perairan Jungut Batu Nusa Penida
Hanya saja ada beberapa permasahalan yang kerap dialami petani rumput laut, mulai dari harga yang kerap tidak stabil, hingga hama yang juga kerap menjadi hambatan petani rumput laut.
"Sehingga kami pandang perlu inovasi yang meningkatkan akses produk rumput laut di Nusa Penida dengan pengembangan destinasi pariwisata," ungkap Budiarta.
Menurutnya dengan menghubungkan potensi di sektor perikanan berupa pengembangan produk unggulan rumput laut, dapat selaras mendukung perkembangan sektor pariwisata.
Sehingga ini menjadi salah satu upaya dalam pemberantasan kemiskinan pada kawasan perdesaan di Kepulauan Nusa Penida berlandaskan pengembangan ekonomi biru.
"Inovasi yang kami lakukan adalah sinergi pengembangan produk unggulan ini (rumput laut), dengan pengembangan destinasi pariwisata, hingga menciptakan rantai pasokan rumput laut dan produk olahannya untuk menunjang terciptanya destinasi wisata rumput laut Kepulauan Nusa Penida,” ungkapnya.
Dengan inovasi itu, diupayakan menciptakan rantai pasokan produksi rumput laut dan produk olahannya (dari hulu hingga hilir) untuk menunjang terciptanya destinasi wisata rumput laut Kepulauan Nusa Penida.
Dari hulu sampai hilir dilakukan pendampingan melalui pemberdayaan masyarakat, terutama kaum wanita, melalui produk olahan rumput laut untuk meningkatkan nilai tambah produksi rumput laut.
“Proses inovasi ini sudah berlangsung dari tahun 2020, mulai dari pelatihan, pendampingan pengemasan produk, penetapan kampung budidaya rumput laut, perencanaan destinasi wisata hingga tahun 2024 ini pemberian bantuan sarana dan prasarana produksi,” jelas dia.
Dikatakan, melalui uji coba demplot rumput laut dan penerapan Good Agricultural Practice budidaya rumput laut, produksi rumput laut berhasil ditingkatkan menjadi 11 ribu ton lebih pada tahun 2021, dan 15 ribu ton lebih pada tahun 2023.