Ia pun telah bergelut dalam dunia teater sejak kecil dan semua itu diawali dari kebiasaan menari Bali, matembang dan kegiatan seni tradisional lainnya.
Cok Sawitri lahir di Sidemen, Karangasem, Bali, 1 September 1968.
Selain bermain teater, ia juga menulis cerita pendek (cerpen), novel, puisi dan menulis esai.
Puisi yang telah diterbitkan, di antaranya; Rainbow, 18 Indonesia Women Poets (2008), Kumpulan Puisi: Nyanyian Kota, 7 Perempuan Penyair Indonesia (CCF, 2006) dan edisi bahasa Perancis, Selendang Pelangi, antologi puisi 17 Perempuan Penyair Indonesia (2006), Teh Ginseng, Kumpulan Puisi bersama Sanggar Minum Kopi Bali (1992), Negeri Bayang-Bayang, Antologi bersama Puisi, Geguritan & Cerpen (1996), Kumpulan Buku Seniman Tua Bali Kabupaten Gianyar (1996), dan 7) Buku Puisi, Setahun Kematian, Semilyar Nyanyianku Mati, Kiamatku Dalam Jarak 3 Centimeter (2013) penerbit Indie.
Karya cerpen Cok Sawitri juga sudah diterbitkan, seperti Cerpen “Mati Sunyi” dalam Sepi pun Menari di Tepi Hari: Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2004 (2004).
Selanjutnya cerpen “Rahim” dalam Mata Yang Indah: Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2001 (2001).
Dirinya juga menerbitkan novel di antaranya Janda dari Jirah, Gramedia Media Utama, tahun 2007 yang telah meraih lima besar Khatulistiwa Award dan telah diterjemahkan The Widow Of Jirah.
Kemudian novel Sutasoma, terbit Juni 2009, dan meraih lima besar Khatulistiwa Award serta penerima Dharmawangsa Award 2010. Tantri, Perempuan yang Bercerita, terbit 2011, Kompas, masuk lima besar Khatulistiwa Award.
Novel Karna- E-book, Penerbit Tantraz Comics tahun 2016. 50 Novel Sitayana- 2019, Gramedia Pustaka Utama. Novel Trilogi Jirah, 2021. Deep Inner Journey, 2021. Di tahun 2022, ia mendapatkan penghargaan Bali Jani Nugraha Tahun 2022 dari Pemerintah Provinsi Bali. (tribun bali/sup)