TRIBUN-BALI.COM, Bali - Forum Peduli AIDS (FPA) Bali kejar target Bali bebas HIV/AIDS pada Tahun 2030 mendatang. Acara yang dikemas dengan nama ‘Getting Three Zero’ ini dilakukan di Kantor Desa Dauh Puri Klod, Denpasar pada, Jumat 19 April 2024.
Ketua Forum Peduli AIDS (FPA) Bali, dr. Made Oka Negara, M.Biomed pada acara tersebut mengatakan saat ini semua pihak harus bekerja keras untuk membuat orang semakin aware pada HIV/AIDS yang masih ada hingga saat ini.
“Sementara HIV/AIDS ini semakin tahun semakin dilupakan kita ada pada titik yang kita sudah tahu semuanya edukasinya sudah ada kemudian kalau ada yang kena HIV tesnya sudah ada, dan ada obat yang harus dikonsumsi sehingga tidak ada lagi mempermasalahkan HIV dengan stigma yang masih merasa sehat, tidak mau periksa, tidak mau minum obat,” kata, dr. Oka.
Intinya dr. Oka menekankan ketika mengetahui ada seseorang yang beresiko terkena HIV/AIDS, misalnya pada anak muda yang memiliki dorongan seksual dan sudah melakukan hubungan seksual harus di edukasi terkait pencegahan. Saat melakukan hubungan seksual harus ada kondom untuk pencegahan.
Untuk saat ini ketika ada yang beresiko dan positif HIV/AIDS bisa memberinya ARV.
Yang terpenting adalah edukasi dilakukan juga tes HIV karena dengan di tes makin awal akan ada ARV gratis. Diharapkan pencegahan ini membuat tidak ada lagi stigma dan kasus baru.
“Kita upayakan itu salah satu pintunya adalah masuk ke ranah Desa yang memiliki wilayah person to person salah satunya adalah Desa. Harapannya Desa ikut menjadi tempat ada kader-kader yang bisa melakukan pencegahan, pendampingan pengobatan,” imbuhnya.
Jika semua Desa mau mengikuti Dauh Puri Klod untuk mencegah HIV/AIDS secara mandiri target 2030 Bali bebas HIV/AIDS akan terwujud.
Baca juga: Apple Developer Academy Akan Dibuka di Bali, PJ Gubernur Bali : Bagus Untuk SDM Kita
“Mengakses HRV dimana semua kesatuan itu kami akan support. Misalkan Desa melakukan edukasi mandiri di Desa bentuknya seperti apa mendatangkan educater mereka akan berikan we give the best we can with FPA. FPA sekumpulan dari aktivis dan organisasi yang peduli HIV yang walaupun namanya FPA Bali sesungguhnya FPA ada di Bali. Di tempat lain tidak ada pernah mungkin mati suri,” bebernya.
Sementara itu, Bali selalu masuk lima besar nasional dengan kasus HIV/AIDS terbanyak. dr. Oka mengatakan sebetulnya kasus HIV/AIDS sudah mulai membaik di Bali. Namun masih saja banyak ditemukan dikalangan anak muda dan hal tersebut tentunya menimbulkan kekhawatiran lagi.
“Bayangan orang tentang homoseksual yang gonta ganti pasangan bandel banget itu dalam ranah konsentrasi yang kecil. Sesungguhnya HIV masuk pintu keluarga. Ibu rumah tangga, anak kecil dan remaja yang tidak tahu apa apa sudah terinfeksi, terinfeksi awal ketahuan juga infeksi melalui seksual. Kita membuat sesuatu yang seharusnya sudah kita kendalikan yuk mari kita kendalikan,” tutupnya. (*)