Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Denpasar I Made Tirana menyampaikan, korban ditemukan saat petugas Damkar melakukan pendinginan.
Petugas Damkar terkejut ternyata ada satu keluarga di dalam dalam kondisi sudah tewas terpanggang.
Lantaran berdasarkan informasi warga kos-kosan tersebut dalam kondisi kosong.
Kemudian segera melakukan proses pemadaman sesuai dengan SOP dan memutus aliran listrik.
Tidak dipungkiri bahwa akses menuju lokasi memang sulit dijangkau sehingga sempat menjadi sedikit kendala Damkar untuk mencapai Golden Time.
"Akses mengarah ke rumah yang terbakar itu memang cukup sulit karena gangnya panjang, kami sampai sekitar 6 menit," kata Made Tirana saat dikonfirmasi.
Usai melakukan pemadaman, SOP berikutnya adalah pendinginan sampai ke sudut-sudut untuk memastikan tidak ada lagi titik api atau sumber panas yang memicu terjadinya kobaran api lagi.
Namun saat memasuki bagian kamar mandi, di situlah petugas terkejut saat pertama kali melihat kaki manusia, para korban ditemukan dalam kondisi berdempetan.
"Setelah api mati, kami lakukan pendinginan, itu yang membuat teman-teman kami kaget, karena kan sebelumnya dibilang di dalam itu kosong," imbuhnya.
Dikatakannya, kondisi kamar mandi tersebut tidak terkunci namun memang para korban disinyalir tidak bisa keluar area karena kobaran api yang sudah membulat.
Menurut informasi warga sekitar api pertama kali muncul dari meteran listrik lalu jatuh ke jok sepeda motor milik korban, lalu diduga terkena tanki motor dan terjadi ledakan yang menjadikan kebakaran membesar.
Para korban yang berasal dari Buleleng tersebut kemudian dievakuasi ke RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah, kemudian diserahkan kepada pihak keluarga.
"Jenazah sudah dijemput pihak keluarga dibawa ke Singaraja," tutup Made Tirana.
Mimpi Buruk
Perbekel Desa Bontihing Buleleng, Pawata menuturkan, sebelum menerima kabar tewasnya ketiga korban, ia sempat bermimpi didatangi orangtua almarhum Ari.