Pilkada Buleleng 2024: Inilah Daftar Bakal Calon Bupati Buleleng 2024, PDIP Ketat
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Hingga saat ini tercatat ada lima parpol yang membuka pendaftaran balon Bupati dan Wakil Bupati Pilkada Buleleng 2024.
Di antaranya NasDem, Golkar, Hanura, Demokrat, dan PDIP.
NasDem didaftar oleh Dewa Nyoman Sukrawan, Sugawa Korry, AA Wiranata Kusuma, I Made Sundayana, dan Gede Wardana. Hanura dan Demokrat juga didaftar oleh Dewa Nyoman Sukrawan.
Sementara Golkar didaftar oleh Sugawa Korry, AA Wiranata Kusuma, dan I Made Sundayana.
Baca juga: Pilkada Buleleng 2024: Politisi Gaek Dewa Sukrawan Daftar di 4 Parpol Sekaligus
PDIP paling banyak pendaftarnya dan dipastikan menghadirkan persaingan paling ketat untuk mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP.
Hingga penutupan pendaftaran pada 10 Mei 2024, tercatat ada 8 orang yang mendaftar di PDIP Buleleng.
Di antaranya I Nyoman Sutjidra, Ketut Putra Sedana, Ketut Rochineng, Gede Supriatna, Ketut Ngurah Arya, Wayan Masdana, Nyoman Arya Astawa, dan Dewa Nyoman Sukrawan.
“Nama-nama tersebut akan diserahkan ke DPD PDIP Bali untuk dikaji, lalu diproses oleh DPP PDIP untuk dikeluarkan rekomendasi siapa yang akan dicalonkan pada Pilkada Buleleng,” terang Sekretaris DPC PDIP Buleleng, Gede Supriatna.
Pada Pileg 2024, PDIP Buleleng berhasil merebut 18 kursi, dari total 45 kursi yang ada di DPRD Buleleng.
Itu artinya PDIP bisa mengusung sendiri paslon di Pilkada Buleleng.
Syarat untuk mengusung paslon pada Pilkada Buleleng minimal 9 kursi.
Partai lain yang bisa mengusung paslon sendiri adalah Golkar yang memiliki 11 kursi di DPRD Buleleng.
Sementara Partai NasDem yang memperoleh 6 kursi, Gerindra 4 kursi, Demokrat 3 kursi, Hanura 2 kursi, dan PKB 1 kursi harus berkoalisi dengan partai lain untuk mengusung paslon.
Baca juga: SYARAT Pilkada 2024 Dianggap Berat! Calon Perseorangan Sepi Pendaftar, Baru 2 Pasangan ke KPU
Daftar Bakal Calon Bupati Buleleng
Partai NasDem
- Dewa Nyoman Sukrawan
- Sugawa Korry
- AA Wiranata Kusuma
- I Made Sundayana
- Gede Wardana
Partai Golkar
- Sugawa Korry
- AA Wiranata Kusuma
- I Made Sundayana
Partai Hanura
- Dewa Nyoman Sukrawan
Partai Demokrat
- Dewa Nyoman Sukrawan
PDI Perjuangan
- I Nyoman Sutjidra
- Ketut Putra Sedana
- Ketut Rochineng
- Gede Supriatna
- Ketut Ngurah Arya
- Wayan Masdana
- Nyoman Arya Astawa
- Dewa Nyoman Sukrawan
Diwartakan sebelumnya, Dewa Nyoman Sukrawan menjadi sosok fenomenal dalam perhelatan Pilkada Buleleng 2024.
Bagaimana tidak, Dewa Sukrawan kini sudah mendaftarkan dirinya pada empat partai politik (parpol) sekaligus untuk menjadi bakal calon (balon) Bupati Buleleng.
Teranyar, Dewa Sukrawan mendaftarkan dirinya di Partai Demokrat.
Bahkan dia tercatat sebagai pendaftar pertama setelah DPC Demokrat Buleleng membuka pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati dalam Pilkada Buleleng 2024, Sabtu (11/5).
Ketua DPC Demokrat Buleleng Luh Gede Herryani mengatakan, pihaknya membuka pendaftaran secara umum kepada siapapun termasuk tokoh masyarakat, akademisi, tokoh milenial hingga tokoh di internal dan eksternal partai.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk membentuk koalisi karena tidak dapat mengusung pasangan calon (paslon) sendiri.
Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, Demokrat Buleleng hanya mampu meraih tiga kursi di DPRD Buleleng.
Dalam pembentukan koalisi ini, Demokrat Buleleng juga ingin melanjutkan Koalisi Indonesia Maju (KIM) saat Pemilihan Presiden (Pilpres) bersama Gerindra dan Golkar.
Selain itu tidak menutup kemungkinan pihaknya juga akan melakukan penjajakan dengan Hanura serta NasDem sebagai tambahan amunisi.
Hingga saat ini Demokrat Buleleng belum menentukan sampai kapan pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati ini akan dibuka.
"Pendaftaran diawali oleh Dewa Sukrawan. Dia telah menyerahkan berkas bakal calon bupati. Selama ini memang Pak Dewa cukup aktif, dia sekaligus Ketua Badan Pemenangan Pemilu Bali," katanya kepada Tribun Bali, Minggu (12/5/2024).
Sebelum mendaftarkan diri di Partai Demokrat Buleleng, Dewa Sukrawan juga telah mendaftar dalam penjaringan di Partai Hanura dan NasDem.
Bahkan politikus gaek ini juga mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati Buleleng melalui PDIP, Jumat (10/5).
Sukrawan datang mendaftar dengan didampingi Anak Agung Wiranata Kusuma dan I Made Sundayana yang juga digadang-gadang maju di Pilkada Buleleng.
PDIP adalah parpol yang membesarkan nama Sukrawan, karena pernah menjabat sebagai Ketua DPC PDIP Buleleng, Ketua DPRD Buleleng periode 2009-2014, dan juga mengusungnya sebagai calon Wakil Gubernur Bali pada Pilgub 2013.
Dewa Sukrawan lalu diberhentikan oleh partai pada 2016 lantaran tidak mengindahkan instruksi DPP PDIP, terkait rekomendasi calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng.DPP PDIP kala itu merekomendasikan Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra pada Pilkada 2017
Namun Sukrawan memutuskan untuk menantang pasangan tersebut, melalui jalur perseorangan (independen) bersama Dharma Wijaya.
Kini Dewa Sukrawan kembali ingin maju dalam pertarungan Pilkada Buleleng, 27 November 2024.
Bahkan ia mendaftar di empat parpol sekaligus untuk bisa mendapatkan rekomendasi berebut kursi Bupati Buleleng periode 2024-2029.
Herryani mengetahui Dewa Sukrawan telah melakukan pendaftaran di beberapa partai lain, sebelum mendaftar diri di Demokrat.
Namun partainya tidak mempersoalkan hal tersebut.
Herryani menilai pendaftaran di berbagai parpol dilakukan oleh pria yang juga sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Bali tersebut sebagai upaya untuk membentuk koalisi.
Sementara Dewa Sukrawan menyebut, semua partai yang ada di Buleleng ia jajaki karena membuka pendaftaran untuk umum.
Ia pun berharap pada Pilkada Buleleng tahun ini, dapat berjalan dengan baik, serta melahirkan kandidat yang memiliki visi dan misi untuk mensejahterakan masyarakat Buleleng.
"Kita cair saja, karena semua parpol di Buleleng teman. Semua saudara. Yang penting perhelatan ini berjalan dengan baik. Kalau disebut untuk membentuk koalisi besar, boleh saja. Sehingga budget APBD lebih rendah untuk perhelatan Pilkada ini. Sisa APBD bisa dipakai untuk mensejahterakan rakyat," tandasnya.
Berpaling ke Golkar
Di sisi lain, pasangan Anak Agung Wiranata Kusuma dan I Made Sundayana (Nata-Sunda) terpantau melakukan pendaftaran sebagai anggota Golkar Buleleng, sekaligus pendaftaran bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng pada Sabtu (11/5).
Sebelumnya paslon Nata-Sunda ini berencana maju dari jalur perseorangan atau independen untuk meneruskan aspirasi masyarakat yang mendukungnya.
Namun akhirnya pasangan tersebut merasa berat dengan syarat dari KPU Buleleng apabila maju lewat jalur independen.
"Untuk syarat dukungan sudah kami penuhi, ada 70 ribu KTP pendukung yang sudah dikumpulkan. Namun untuk meng-upload di Silon KPU membutuhkan waktu lama, sehari hanya bisa upload 2.000-3.000 KTP keburu kehabisan waktu," kata Sundayana.
Tak ingin mengecewakan pendukungnya, mereka memutuskan untuk maju Pilkada Buleleng melalui Golkar.
Hal ini juga dilakukan lantaran pihaknya memiliki kesamaan visi dan misi dari partai berlogo beringin itu.
"Ada peluang, kenapa tidak. Terhormat bagi kami bisa diterima dengan baik oleh Golkar. Kami ikuti aturan Golkar, kalau diperintahkan tidak usah maju lewat jalur independen ya kami ikuti. Tujuan kami mengabdikan diri untuk Buleleng," tandasnya.
Sementara AA Wiranata menyebut, keputusannya untuk menjadi kader Golkar ini telah dikomunikasikan dengan seluruh keluarga puri di Bali, dan telah mendapat dukungan.
"Panglisir kami dulunya Golkar, jadi ini seperti pulang kampung," ucapnya.
Ketua DPD II Golkar Buleleng Ida Gede Komang Kresna Budi mengatakan bergabungnya pasangan Nata-Sunda ini akan memperkuat Golkar dalam Pilkada Buleleng.
Selain Nata-Sunda juga ada Ketua DPD Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry yang diusulkan menjadi bakal calon bupati.
Nama ketiga tokoh tersebut selanjutnya akan diusulkan ke pusat.
"Nanti tergantung pusat merekomendasikan siapa. Apakah paket Sugawa-Nata, atau Sugawa-Sunda, atau Nata-Sunda. Pusat akan mengeluarkan rekomendasi berdasarkan hasil survei. Jadi untuk sementara di Golkar cukup tiga orang ini saja," jelasnya.
Yang menarik, Sugawa Korry juga telah melakukan pendaftaran di NasDem.
Itu artinya, dia mendaftar di dua parpol berbeda.
Kresna Budi menyebut hal itu merupakan strategi partainya untuk membentuk koalisi besar di Pilkada Buleleng.
Koalisi besar ini tentunya disiapkan untuk melawan PDIP yang menjadi pemenang Pileg 2024.
"Itu strategi dari Golkar, untuk merangkul semua partai di Buleleng. Gerindra dan Demokrat sudah menjadi Koalisi Indonesia Maju. NasDem yang belum, dan mudah-mudahan bisa bisa bersatu, termasuk Hanura dan Garuda," ungkapnya. (Tribun Bali/rtu)