Sedangkan Meliani dan Dewa Suamba, kata Wirya lagi, tidak berkenan ikut kontestasi tersebut.
“Dewa Suamba Negara dan Bu Meli belum siap. Ini dalam pelaksanaan memang harus cari kader atau tokoh. Sekarang belum muncul,” ungkapnya.
Wirya tidak menampik ada perbedaan pandangan. Golkar Tabanan, tetap berpandangan harus mencari dulu tokoh, baru bicaa koalisi. Beda halnya dengan Gerindra, yang berpandangan koalisi baru berhitung calon.
“Kita berpikirnya tokoh itu harus yang punya kans paling tidak 40 hingga 50 persen. Kalau kans kecil, ya ngapain,” bebernya.
Ia menegaskan, bahwa Golkar memandang perlu figur mumpuni untuk menghadapi PDIP yang notabene partai pemenang.
Bahkan, ia menggarisbawahi bahwa figur yang hendak dijagokan dalam Pilkada Serentak 2024 memiliki otak, ongkos, dan otot (3O).
“Kalau tanpa itu kita di Tabanan rasanya berat. Tapi teman-teman (partai) lain sepakat membentuk wadah dulu. Jadi kita harus cari figur yang mumpuni. Kalau calon ragu-ragu maka kami wait and see saja,” ujarnya. (ang)