Berita Jembrana

Uji Coba Mesin Pengolah Sampah di TPA Peh Jembrana Akhir Juni 2024, Masih Dalam Tahap Kajian Teknis

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satu alat berat tampak beroperasi melakukan penataan gunung sampah di TPA Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Jembrana - Uji Coba Mesin Pengolah Sampah di TPA Peh Jembrana Akhir Juni 2024, Masih Dalam Tahap Kajian Teknis

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Mesin pengolahan sampah eksisting di TPA Peh, Jembrana, Bali direncanakan mulai beroperasi akhir bulan Juni 2024.

Saat ini, pemerintah masih menunggu hasil kajian teknis lebih lanjut terkait operasional mesin jumbo yang baru datang pekan lalu ini.

Jika berhasil, pengolahan sampah dengan kapasitas ratusan ton ini akan mampu mengentaskan gunung sampah di TPA Peh dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana, I Dewa Gede Ary Candra Wisnawa mengatakan, saat ini pihaknya masih dalam tahap persiapan teknis.

Baca juga: Oktober 2024 Sampah Diharapkan Sudah Terpilah, DLHK Denpasar Dorong Desa Adat Buat Awig-Awig

Segala halnya masih menunggu hasil kajian teknis dari tim terkait.

"Masih persiapan teknis. Masih dilakukan kajian teknis oleh tim teknis," katanya saat dikonfirmasi, Senin 10 Juni 2024.

Disinggung mengenai proses upacara atau ritual serta rencana pengoperasian mesin jumbo tersebut?

Dewa Ary menyebutkan segala formulasi terkait operasional masih dalam kajian.

Namun, target dari prosesi uji coba mesin tersebut adalah bulan ini.

"Nanti formulasinya masih dikonsultasikan ke tim teknis. Akhir bulan ini kita mulai diujicobakan mesinnya," tandasnya.

Untuk diketahui, dua alat berat berukuran jumbo tampak parkir di areal TPA Peh di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Senin 3 Juni 2024 lalu.

Salah satunya adalah mesin pengolahan sampah yang menghasilkan RDF atau bahan pengganti batu bara.

Mesin ini diklaim mampu mengolah sampah dengan kapasitas 300 ton sehari.

Dengan begitu, volume sampah di TPA Peh yang mencapai 100 ribu ton bisa terselesaikan dalam waktu 5 tahun mendatang.

Syaratnya, jika pengolahan tersebut berjalan lancar dan konsisten. Dan mesin ini adalah yang pertama di Bali.

Bupati Jembrana, I Nengah Tamba mengatakan, setelah mesin pengolah sampah ini tiba di TPA Peh, selanjutnya akan dilakukan uji coba terlebih dahulu.

Ini untuk melihat apakah pengolah sampah sesuai ekspektasi atau tidak.

"Kita perlu uji coba dulu dalam waktu dekat. Saat ini sudah ada 100.000 ton sampah yang merupakan warisan dari sebelumnya," katanya.

Dia menyebutkan, dari total volume sampah tersebut jika diambil ratusan ton sehari, maka butuh waktu 4 tahun untuk membuat sampah ini "clear".

Dan hal ini harus mendapat dukungan dari beberapa pihak karena sifatnya harus bergotong royong.

"Mohon doa restu seluruh masyarakat Jembrana, semoga tidak ada masalah selama dikerjakan," harapnya.

"Apalagi ini adalah percontohan pertama di Bali dalam hal pengelolaan sampah," imbuhnya.

Perwakilan Rekanan PT Wisesa Global Solusindo, Johan menyebutkan, alat atau mesin pengolahan sampah tersebut mampu mengolah hingga 300 ton per hari sesuai kapasitas mesin.

Namun, dalam pengolahan harus mempertimbangkan segala hal karena dalam sampah mengandung gas metan yang bisa saja berbahaya.

"Sampah eksisting ini diolah menjadi RDF atau bahan pengganti batu bara yang akan dipakai perusahaan yang sudah kerjasama," sebutnya.

Dia menyebutkan, mesin ini telah berhasil produksi RDF di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Jakarta dan Jogjakarta.

Namun, untuk Bali, baru di Kabupaten Jembrana saja.

Kumpulan Artikel Jembrana

Berita Terkini