Baca tanpa iklan
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Peredaran gelap narkotika sampai saat ini masih menjadi masalah besar di masyarakat.
Sebab, selain merugikan diri sendiri, juga merusak generasi bangsa.
Tak ayal saat ini sejumlah desa dinas dan adat di Kabupaten Gianyar, Bali, telah memiliki aturan terkait penyalahgunaan narkoba.
Di tengah massifnya kasus narkotika. Tak sedikit masyarakat yang masih bertanya terkait riwayat pendidikan dari para penyalahguna narkotika.
Baca juga: Operasi Antik Agung 2024, Polres Gianyar Amankan 10 Tersangka
Berdasarkan data dihimpun Tribun Bali, Kamis 20 Juni 2024, dari 10 tersangka yang diamankan saat Operasi Antik Agung 2024 yang dilakukan oleh Polres Gianyar, diketahui para pelaku didominasi oleh masyarakat yang hanya lulusan sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Dan jikapun ia tercatat sebagai mahasiswa, yang bersangkutan tidak sampai tamat alias dikeluarkan oleh pihak kampus di pertengahan jalan.
Seperti, pelaku I Putu Krishna Adi alias Liong (26) asal Candi Baru, Gianyar lulusan SMP, sementara temannya Komang Bobby Triananda (25) asal Teges Kaja, Gianyar lulusan SMA, dan bekerja sebagai karyawan swasta.
Dari tangan mereka diamankan 2 paket sabu seberat 0,57 gram.
Lalu ada Made Rama Pradnyana Usadi (25) asal Kuta, Badung merupakan mahasiswa yang di drop out (DO) di semester IV.
Dari tangannya polisi amankan dua paket sabut seberat 0,68 gram.
Lalu, AI Nuraidah (26) asal Desa Marga Dauh Puri Tabanan lulusan SMP dan temannya Ni Kadek Widiadnyani (27) asal Desa Bengkala Buleleng lulusan SD.
Dari tangan mereka diamankan dua paket sabu seberat 0,38 gram.
Kedua perempuan ini diketahui bekerja sebagai pemandu lagu di Gianyar.
Lalu Nawang Saputro (34) asal Jateng. Dia merupakan pelaku yang hanya lulusan SD.
Dia ditangkap dengan barang bukti (BB) tiga paket sabu seberat 1,36 gram.