Berita Denpasar

Terkait Vaksin Demam Berdarah di Denpasar, Pemkot akan Kaji Efek dan Sasarannya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa - Terkait Vaksin Demam Berdarah di Denpasar, Pemkot akan Kaji Efek dan Sasarannya

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Denpasar kini sudah menyentuh angka seribu lebih.

Meski begitu, Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menyebut hal ini menurun ketimbang tahun 2023 lalu.

“Kalau dilihat dari angka memang mencapai seribu, namun perbandingan dengan tahun ada penurunan,” kata Arya Wibawa saat diwawancarai, Senin 1 Juli 2024.

Sementara itu, terkait penerapan vaksin DBD, pihaknya masih berhitung terkait efek dan sasaran vaksin.

Baca juga: 3 Meninggal Dunia, DPRD Tabanan Pantau Melonjaknya Kasus DBD & Minta Dinkes Serius Carikan Solusi

Pihaknya akan menghitung sasaran pertama yang akan diberikan vaksin DBD ini.

“Siapa yang disasar untuk pemberian vaksin DB terlebih dahulu, anak-anak sekolah atau orang tua, karena semua bisa kena DB,” katanya.

Arya Wibawa pun mengatakan, jika diwajibkan semua, maka APBD akan kewalahan.

“Kalau kami wajibkan, pasti jebol APBD untuk biaya vaksin, sehingga masih dihitung Dinas Kesehatan,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga belum menargetkan kapan vaksin ini dimulai di Denpasar, Bali.

Sementara itu, kasus DBD di Kota Denpasar hingga Juni 2024 ini masih tinggi.

Tercatat sampai 26 Juni 2024 ada sebanyak 1.043 kasus DBD.

Adapun jumlah kasus ini dengan rincian, pada Januari sebanyak 34 kasus, kemudian Februari 2024 sebanyak 42 kasus.

Selanjutnya pada bulan Maret tercatat sebanyak 122 kasus, serta bulan April sebanyak 288 kasus.

Selanjutnya untuk bulan Mei 2024, ada sebanyak 363 kasus.

Dan bulan Juni hingga 26 Juni 2024 tercatat ada 174 kasus DBD.

Selain itu, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. AA Ayu Candrawati, jumlah kematian akibat DBD ini sebanyak 7 kasus.

Dirinya pun mengatakan jika kasus DBD di Denpasar masih fluktuatif, meskipun cenderung mengalami penurunan.

“Kasus DBD masih berfluktuatif tapi cenderung mengalami penurunan. Jumlah kasus dari bulan Januari sampai tanggal 26 Juni 2024 sebanyak 1.043 kasus, sementara untuk jumlah kematian ada 7 kasus,” kata Candrawati.

Kondisi kasus DBD tahun ini pun sudah hampir menyamai kasus DBD untuk periode yang sama di tahun 2023.

Adapun untuk tahun 2023, jumlah kasus sebanyak 1.206 dengan rincian, Januari sebanyak 296, Februari sebanyak 255, Maret sebanyak 230 kasus, April sebanyak 186 kasus, dan Mei sebanyak 158 kasus, dan Juni sebanyak 81 kasus.

Ia mengatakan, peningkatan kasus DBD di Denpasar tidak terlepas dari siklus musim hujan yang berubah akhir-akhir ini.

Sehingga langkah antisipasi dengan pelaksanaan fogging massal pengasapan yang mungkin akan sedikit lebih berisiko.

Hal ini berkaitan dengan asap fogging yang dapat mengganggu pernapasan dibandingkan dengan fogging menggunakan mesin ULV.

"Akhir-akhir ini dengan siklus musim hujan yang berubah, sehingga langkah antisipasi dengan fogging massal pengasapan sedikit lebih berisiko dibandingkan dengan fogging menggunakan mesin ULV. Namun karena kasus yang semakin meningkat diharapkan bisa dilakukan fogging serentak di wilayah Kota Denpasar," katanya.

Selain itu, ia juga berharap peran serta masyarakat melakukan langkah Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN seminggu sekali.

Apalagi menurutnya, telur nyamuk bisa bertahan hingga 6 bulan, sehingga PSN ini sangat penting dilakukan. (*)

Kumpulan Artikel Denpasar

Berita Terkini